"Mulai dari berenang di rumahmu setiap hari Minggu bersama Farhan, pergi berbelanja denganmu karena eyang ingin makan shabu-shabu di rumah bersama keluarga, atau ketika eyang mendengarkan musik di dalam mobil dan kami hanya akan menertawakan betapa kerasnya itu," lanjut tulisnya.
Kenangan itu begitu banyak terukir karena sejak kecil Farrah selalu menemani sang kakek.
Farah merasa selama ini sang kakek kerap menunjukkan rasa bangganya atas kejujuran saat mengutarakan pendapat yang dilakukan sang cucu.
Ia menyebut BJ Habibie merasa senang dengan mata berbinar ketika para cucunya mengunjungi kediamannya.
Kala itu sang kakek memujinya cantik, hingga membuat Farrah merasa malu dibuatnya.
Meski hatinya sakit untuk mengucapkan kata perpisahan, namun Farrah berjanji akan membuat sang kakek bangga.
Source | : | |
Penulis | : | Asri Sulistyowati |
Editor | : | Asri Sulistyowati |