"Karena kalau masih ada lembaga yang mengatakan ini boleh ditonton, ini enggak boleh ditonton, berarti masyarakat Indonesia masih dianggap sebagai masyarakat yang bodoh karena tidak bisa menilai apa yang patut untuk mereka tonton atau oleh keluarga atau anak mereka," ungkap Joko Anwar.
Adanya KPI, bagi Joko Anwar, tidak memiliki manfaat apa-apa.
Hal ini lantaran, meski melalukan teguran ataupun pelarangan, masyarakat zaman sekarang dapat mengakses tayangan yang ingin ditontonnya dari sumber manapun.
"Kan sudah saya bilang, keberadaan KPI sudah tidak harus ada di Indonesia,"
"Mau larang tayangan TV, kasih sanksi TV, orang di mana-mana kita bisa akses,"
"Mau dilarang YouTube, mau dilarang Netflix, mau dilarang apa pun itu, kita bisa akses apa pun yang mau kita tonton di zaman sekarang. Itu kan tindakan yang tidak berguna," tutup Joko Anwar.
(*)
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Deshinta Nindya A |