Mereka juga meminta kepada Presiden Joko Widodo agar menjadikan kabut asap di Riau sebagai bencana nasional yang harus segera ditangani.
"Oleh karena itu bapak Presiden Republik Indonesia, untuk menjadikan bencana asap ini bencana nasional, sehingga ada aksi-aksi nyata dari pemerintah pusat untuk menangani asap.
"Sebagaimana dulu kan pak Jokowi sudah janji kalau dia jadi presiden enggak ada lagi asap di Riau.
"Dan mudah-mudahan dengan aksi yang lakukan ini, bisa menjadi langkah-langkah konkret presiden untuk menangani asap di Provinsi Riau," tutur Rusli dikutip dari Kompas.
Tak hanya berorasi, mereka bahkan membuka penyaluran sumbangan masker bagi warga di CFD yang ingin menyumbang dan menyuarakan kepeduliannya.
Melansir dari Tribunnews Sabtu (14/9/2019), sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana (BNBP) menyebutkan jika Provinsi Riau menjadi daerah terparah yang alami kebakaran hutan dan lahan.
Berdasarkan data yang dibeberkan, sudah 49.266 hektar lahan terbakar hingga Agustus 2019 lalu.
"Lahan gambut terluas yang terbakar, itu ada di Riau. Mencapai sekita 40 ribu hektar," tutur kepala BNBP, Doni Monardo dikutip dari Tribunnews.
Baca Juga: Pasca Kebakaran Hutan Amazon, Beginilah Keadaan Mencekam Kota Sao Paulo yang Diselimuti Awan Gelap
Selain itu, beberapa wilayah seperti Jambi, Sumetera Selatan, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan beberapa lainnya sudah terdeteksi adanya asap.
Data tersebut dibeberkan oleh tim BMKG pada Sabtu (14/9/2019) pukul 16.00 WIB.
Akibat bencana kabut asap, beberapa aktivitas masyarakat menjadi terganggu.
Tak hanya merusak lingkungan, asap juga memicu munculnya masalah kesehatan terutama pernapasan.
(*)
Penulis | : | Corry Wenas Samosir |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |