Kondisi jari-jari kaki atau tangan menyatu, membuatnya terlihat seperti berselaput adalah kondisi yang dialami oleh anak hasil inses.
Suku Vadoma di Zimbabwe memiliki jumlah yang tinggi terhadap kondisi ini yaitu jari yang aneh mirip unggas.
Baca Juga: Jasad Mendadak Bergerak Setelah Dinyatakan Meninggal, Ini Penjelasan Menurut Sains
Beberapa kerajaan besar Eropa dan Rusia yang melakukan inses melihat keturunan mereka memiliki masalah dengan sulitnya pembekuan darah (hemofilia), sehingga luka yang sederhana dapat menyebabkan pendarahan serius yang dapat menyebabkan infeksi dan bahkan kematian.
Orang yang melakukan pernikahan inses yang meningkatkan kondisi yang disebut dengan microcephaly, di mana seorang anak lahir dengan kepala kecil yang sering berarti otak juga tidak berkembang.
Akibat inses adalah bibir sumbing yang terjadi di atap mulut tidak terbentuk dengan benar, dengan demikian bagian ke saluran sinus juga terbuka yang membuat sulit untuk makan, menelan, bernapas, dan bahkan sulit berbicara.
Kebiasaan kerajaan Mesir yang sangat bergantung pada inses menyebabkan tulang tengkorak memanjang di bagian belakang.
Raja Tut misalnya, dia mengalami bentuk tengkorak seperti itu, bibir atas sumbing dan tulang yang hilang pada kakinya dan skoliosis.
Orang dengan albinisme cenderung memiliki mata cahaya, kulit pucat, dan rambut putih dekat, bahkan jika berasal dari warisan berkulit gelap.
Baca Juga: Anaknya Ngamuk Hingga Bawa Samurai, Total Ganti Rugi yang Dibayar Elvy Sukaesih Nggak Seberapa!
Keturunan inses, terutama setelah banyak generasi inses, memiliki kedua sisi wajah yang tidak sama (asimetri). Mata bisa lebih tinggi atau lebih rendah, telinga mungkin tidak rata, dan mulutnya mungkin miring.
Anak-anak keturunan inses memiliki masalah dengan ketidaksuburan dan akhirnya mereka melihat adanya penyakit Ellis-van Creveld. Penyakit ini terkait dengan dwarfisme (cebol), serta stunting dari ekstremitas dan masalah dengan jantung.
Anak-anak yang dihasilkan dari inses tidak selalu layak, entah janin gagal berkembang, atau anak-anak lahir mati. Dengan cara ini, hubungan inses seringkali tidak subur.
Jika seseorang berhasil memiliki anak melalui inses, infertilitas dapat diteruskan ke keturunan.
Saat inses terjadi mereka mungkin memiliki anak yang memiliki kondisi karena kesamaan gen orang tua, seperti skoliosis jauh lebih mungkin terjadi.
Anak yang lahir dari inses cenderung sakit-sakitan. Meskipun hal ini mungkin terkait dengan malformasi kerangka, otot, atau organ tubuh, faktor utama adalah sistem kekebalan yang salah.
Cyptorchidism terjadi ketika salah satu atau kedua testis tidak turun ke dalam skrotum yang bisa menyebabkan infertilitas serta berbagai gangguan reproduksi jika tidak diobati dini.
Cyptorchidism dapat disebabkan oleh duplikasi kromosom dan telah terbukti lebih umum terjadi pada anak-anak dengan hubungan inses.
(*)
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Source | : | Kompas,Daily Mirror |
Penulis | : | None |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |