"Jadi WC yang didudukinya ambrol, karena tidak kuasa menahan berat badannya," ungkap Suwarno.
"Tetapi tidak apa-apa, meskipun saat mengeluarkanya kita kesulitan," jelas dia membeberkan.
Saat itulah lanjut Suwarno, bagian toilet di dalam rumahnya dibangun dengan cor-coran agar kuat saat digunakan anaknya yang ditinggal oleh ibunya sejak usia 2 tahun itu.
Karena ibu dari Sungadi hingga kini banting tulang ikut bekerja dengan penjual makanan di daerah Pasar Nusukan, Solo.
"Saya perbaiki WC-nya, hanya toilet yang akhirnya kami tembok," aku dia.
Sebagai ayah, Suwarno pernah berusaha untuk membuat anak kesayangannya memiliki badan ideal seperti anak-anak lainnya.
Bahkan dia merinci pernah membujuk anaknya diperiksa, sehingga pernah diambil darah untuk cek penyakit yang dideritanya, sampai enam sampel darah yang diambil.
"Sungadi bahkan saat mau diambil darahnya minta dibelikan ponsel," paparnya.
"Tapi saya lupa waktunya, kalau tidak salah dari petugas puskesmas," ujar dia menegaskan.
Hasilnya lanjut dia, jika Sungadi tidak memilki penyakit apapun, termasuk penyakit gula karena kondisi bobot badannya tidak biasa.
"Ya kami berharap ada uluran tangan pemerintah, agar berupaya membuat anak kami memiliki berat idel," harap dia.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Kisah Sungadi Berbobot 1,4 Kuintal dari Sragen, Nahas Pernah Masuk Septic Tank karena WC Ambrol
Source | : | TribunSolo |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |