Saat terjadi perang antarsuku, saudara laki-laki Tamatea gugur dalam pertempuran.
Untuk mengenang sang kakak, Tamatea menghabiskan waktu berdukanya dengan memainkan seruling di puncak bukit.
Suku Maori, penduduk asli Selandia Baru, ingin menghormati perjuangan Tamatea dan mengabadikannya sebagai nama bukit tempat sang pahlawan berduka.
( BACA JUGA: Owner Fingertalk Cafe, Dissa Ahdanisa Diundang Oleh Kedutaan Selandia Baru, Ada Apa ya? )
Secara harfiah, nama lengkap Bukit Taumata ini memiliki arti "puncak dimana Tamatea, pria berlutut besar, sang peluncur, pendaki segala gunung, penguasa wilayah, memainkan serulingnya untuk orang yang ia sayangi".
Selain itu, adapula versi berbeda dari nama bukit ini, yaitu Taumata-whakatangihanga-koauau-o-Tamatea-haumai-tawhiti-ure-haea-turi-pukaka-piki-maunga-horo-nuku-pokai-whenua-ki-tana-tahu.
Yang ini memiliki arti "bukit di mana Tamatea memainkan serulingnya—yang ditiup ke sana ke mari dari kejauhan, dengan Mr. P yang bercelah, menyeret lututnya untuk mendaki gunung, jatuh dan menguasai tanah—untuk sosok yang disayanginya".
( BACA JUGA: Gini loh Cara Melelehkan Cokelat yang Benar Untuk Persiapan Kado Valentine )
Waduh, ternyata nggak kalah susah dengan nama sebelumnya ya?
Hmm, kira-kira di peta nama bukit ini ditulis lengkap nggak ya? (*)
Source | : | Reader Digest |
Penulis | : | Nindya Galuh Aprillia |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |