Kumpulkan Dana Ratusan Juta Rupiah untuk Demo Mahasiswa di Senayan, Ananda Badudu Ternyata Mantan Wartawan yang Sering Malang Melintang Bareng Kakak Isyana Sarasvati
Kolase dari Instagram.com/@anandabadudu/@isyanasarasvati
Sosok Ananda Badudu menjadi kunci di balik dana ratusan juta Rupiah yang mendukung demo mahasiswa di Gedung DPR 23-24 September 2019.
Grid.ID - Demo mahasiswa yang digelar di depan Gedung DPR, Senayan, pada Senin (23/9/2019) dan Selasa (24/9/2019) lalu menuai perhatian besar dari publik.
Demo mahasiswa yang digelar untuk memprotes revisi UU KPK, RKUHP, hingga revisi UU Ketenagakerjaan itu mengundang animo luar biasa dari berbagai kalangan.
Termasuk salah satunya adalah Ananda Badudu, sosok yang berhasil mengumpulkan dana ratusan juta Rupiah demi demo mahasiswa di Gedung DPR.
Ananda Badudu menjadi sorotan karena menjadi tokoh kunci pengumpulan dana bernilai fantastis untuk demo mahasiswa di Gedung DPR.
Pengumpulan dana tersebut digalang Ananda di situs Kitabisa.com sejak Minggu (22/9/2019).
Pantauan Grid.ID di situs Kitabisa.com, hingga hari ini (25/9/2019) sudah terkumpul dana lebih dari Rp 175 juta untuk mendukung demo mahasiswa di Gedung DPR.
Dana tersebut terkumpul lewat 2129 donasi dari masyarakat yang merasa terafiliasi dengan tuntutan mahasiswa atas perubahan peraturan perundang-undangan terkait.
Dalam deskripsi yang dibuat di situs Kitabisa.com, Ananda menyebutkan bahwa pengumpulan dana ini ditujukan untuk 3 keperluan.
Yakni meliputi logistik seperti makanan dan minuman, serta perangkat pendukung berupa mobil komando.
Dalam update Twitter @anandabadudu, sepanjang petang kemarin Ananda aktif mengunggah cuitan berupa update pengiriman ambulans ke berbagai wilayah aksi mahasiswa.
Ambulans-ambulans ini dikerahkan ke berbagai wilayah dari mulai Semanggi, Stadion Gelora Bung Karno (GBK), hingga seputaran Gedung TVRI.
Pada awalnya, galang dana Ananda ini hanya ditargetkan mencapai Rp 50 juta saja.
Sosok Ananda juga rupanya bukanlah orang sembarangan.
Kompas.com memberitakan, Ananda adalah cucu dari ahli bahasa kenamaan sekaligus Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Padjajaran, JS Badudu.
JS Badudu dikenal masyarakat sejak tampil dalam acara Pembinaan Bahasa Indonesia yang tayang di TVR pada 1977-1979 dan 1985-1986, yang mana pada saat itu TVRI adalah satu-satunya stasiun televisi di Indonesia.
JS Badudu juga telah menelurkan karya yang tak main-main, termasuk Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994) revisi kamus Sutan Muhammad Zain.
Ada juga Kamus Kata-kata Serapan Asing yang terbit pada 2003 dan Kamus Peribahasa (2008).
Sebelum menyandang gelar sebagai Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Padjajaran, JS Badudu mendapatkan titel Doktor dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 1975.