“Kalau ke Presiden tidak tepat?” tanya Najwa Shihab selaku pemandu acara.
Baca Juga: Kembaran Suami Lebih Menggoda, Sarah Akhirnya Kebingungan Saat Dinyatakan Hamil
“Sebenarnya ga apa-apa biasa aja wong kita itu persoalan demo bukan persoalan yang haram,” jawab Moeldoko.
“Kami biasa menghadapi teman-teman mahasiswa itu sudah hari-hari, biasa mendengar kelompok elemen masyarakat berdialog, marah, saya dengerin saya catet. Saya ga pernah interupsi ga pernah marah.”
“Yang saya catet itu pada saat pertama saya bertemu presiden itu saya lapor ‘pak Presiden saya telah menerima kelompok ini – ini – ini, apa yang dikataka bahwa pemerintah kurang memberikan atensi.”
“Tapi kemudian eskalasinya meningkat, apakah itu artinya tidak tersampaikan atau presidennya tidak mendengar atau sesuatu yang lain lagi, bagaimana anda menilai ekskalasi demonstraasi mahasiswa ini?” Najwa Shihab balik bertanya.
“Ya mungkin teman-teman mahasiswa nostalgia juga kali ya karena sekian lama nggak bertemu kan begitu,” jawab Moeldoko.
“Hanya nostalgia nih dinilainya?” tegas Najwa Shihab yang kemudian disambut tawa Moeldoko.
“Ya pentinglah,’ imbuh Moeldoko.
“Ada kesan merendahkan perjuangan mahasiswa ini, saya tidak tahu saya ingin tanya,” kata Najwa Shihab.
Wakil ketua DPR, Fahri Hamzah kemudian menimpali, “Dulu itu ada yang namanya buka pesta dan cinta itu biasa aja itu, kaum pergerakan itu harus biasa bertemu untuk memperjuangkan apa yang,”
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Penulis | : | Winda Lola Pramuditta |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |