Grid.ID - Kejadian kecelakaan rombongan anggota koperasi dari Ciputat Timur di Tanjakan Emen, Subang, membuat keangkeran kawasan itu semakin kental saja.
Apalagi, kecelakaan bus pariwisata yang alami rem blong ini korban tewasnya yang terbanyak dari kecelakaan yang pernah terjadi di Tanjakan Emen.
Seperti sudah diketahui sebelumnya, kecelakaan bus di Tanjakan Emen (10/2/2018) korban meninggalnya 27 orang.
Sementara korban yang alami luka-luka sebanyak 16 orang dan masih dalam perawatan di IGD RSUD Subang, Jawa Barat.
Dari catatan kejadian sejak 13 tahun silam, jumlah korban tewas dalam kecelakan di Tanjakan emen masih bisa dihitung dengan jari.
(BACA : Korban Kecelakaan Tanjakan Emen Dimakamkan di Kuburan Masal, Tangisan Keluarga Mengiringinya)
Sebelumnya kecelakaan dengan jumlah korban tewas, terjadi pada 2014 silam.
Kecelakaan maut yang dialami oleh Rombongan pelajar SMA Al Huda Cengkareng, Tangerang Selatan, menewaskan 8 orang.
Menurut data yang ada, pada kecelakaan di Tanjakan Emen pada tahun 2004 menewaskan 3 orang.
Lalu pada tahun 2009 korban tewas ada tujuh orang, tahun 2011 dan 2012 ada tiga orang tewas, serta pada tahun 2017 korban tewasnya ada satu orang.
Bus pengangkut rombongan anggota koperasi dari Ciputat Timur, Tangerang Selatan, terbalik tepatnya di kawasan turunan Cicenang, Desa Ciater, Subang.
(BACA : Angkernya Tanjakan Emen Subang, Ini 8 Daftar Kecelakaan Mautnya )
Bus bernomor polisi F 7959 AA tersebut, merupakan salah satu dari 3 bus yang dipakai rombongan dari Ciputat Timur untuk pergi berlibur ke area pemandian air panas, Ciater.
"Kami dari Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Kami sedang liburan ke Lembang dengan gunakan 3 bus totalnya 151 orang.
Bus yang paling depan terguling, katanya rem blong, pas lihat sudah terbalik," ujar Yana Melia (49) penumpang dari rombongan bus lainnya yang dikutip Grid.ID dari Tribun Jabar.
Atas kejadian kecelakaan tersebut, Kadishub Jabar Dedi Taufik ungkapkan bahwa fasilitas lalu lintas di Tanjakan Emen, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang sudah lengkap.
Mulai dari petunjuk arah, marka jalan, marka kejut, penerangan jalan umum dan sebagainya.
"Semua fasilitas lalinnya sudah lengkap. Tinggal memang hanya harus berhati-hati saja saat melintas kesana.
Karena memang disana merupakan daerag rawan kecelakaan," kata ujar Dedi yang dilansir Grid.ID dari Tribun Jabar.
Ditanya terkait kelayakan jalan bus nahas tersebut, Dedi mengatakan jika bus tersebut sudah melakukan uji pada 5 Oktober 2017 lalu di Kota Bogor. Hasilnya adalah layak jalan.(*)
Penulis | : | Octa Saputra |
Editor | : | Octa Saputra |