Instagram @sulaiman_hardiman
Usai Beri Pesan untuk Komandan Saat Putuskan Pensiun Dini, Sulaiman Hardiman Kini Ingatkan Aparat yang Bertugas Menangani Aksi Massa: Stop Korban Jiwa Sia-sia!
2. Menerima Perintah operarasi/PO dari Komandan Kepolisian yg akan menjelaskan tugas anda pada sub pasal 3 (yakinkan tugas anda sudah terperinci, jelas serta anda memegang hard copy dari PO tersebut)
3. Bila ada sub pasal tugas lain yg belum tercantum dlm dokumen PO, yakinkan agar PO yg anda terima sudah direvisi dan mencantumkan tugas terakhir yg diberikan
Baca Juga: Dede Sulaiman Legenda Sepak Bola Indonesia Tidak Yakin dengan TimNas Indonesia Saat Ini
Baca Juga: Pose Seksi Belahan Dada Terlihat, Marion Jola Unggah Foto Terbarunya yang Banjir Pujian
4. Yakinkan Perintah operasi yg anda terima tdk beririsan dgn undang2 lainya yg dpt mengakibatkan anda dituntut dipengadilan
5. Bekali tim anda dgn dokumentasi foto/video
6. Yang terakhir, ketika anda melaksanakan tugas demi NKRI, ingatlah bahwa NKRI ini adalah rakyat Indonesia dan seisinya. Mereka juga “bergerak” demi NKRI bukan utk nasi bungkus," tulisnya.
Baca Juga: Sisi Lain dari Hengki Sulaiman, Si Buronan Pembunuh Driver Gocar, Ternyata Pernah Jadi Tukang Ojek
Baca Juga: Jadi Sorotan, Intip Cantiknya Calon Menantu Jokowi Felicia Tissue Saat Wisuda Bareng Kaesang Pangarep di Singapura
Meski begitu, ia juga megingatkan agar aparat yang bertugas menjaga keamanan dan masyarakat yang menyampaikan aspirasi tetap saling mengontrol diri.
"Disatu sisi aparat bertugas utk keamanan dan ketertiban republik ini, dilain sisi massa ingin menyampaikan aspirasi demi baiknya republik ini
Stop korban jiwa sia2... 1 nyawa itu tdk dapat dinilai dgn apapun juga," pungkas Sulaiman Hardiman.
Baca Juga: Tanpa Pakai Busana Belahan Dada Rendah, Tampilan Seksi Aurel Hermansyah dengan Baju Semi Transparan Justru Curi Perhatian!
(*)
View this post on Instagram
Sepanjang pengetahuan kami yg minim ini, belum pernah ada BKO TNI kepada POLRI yg benar2 dilaksanakan dlm konteks menghadapi massa yg tdk terkendali dlm skala besar . Apel gabungan, standby pasukan TNI dlm rangka BKO kpd Polri maupun latihan bersama sudah sering dilaksanakan tetapi belum pernah dihadapkan pada dinamika massa secara real dgn skala besar sekelas tahun 98 . Meski dikatakan terkordinasi, pada kenyataannya ditahun 98 masing2 bergerak sesuai dgn kendali dari Komando masing2 matra (AD, AL, AU, Polri). Sehingga yg terjadi adalah operan bola panas dari satu bagian ke bagian yg lain . Kumpulan massa pendemo maupun aparat yg menjadi beringas tentu ada penyebabnya, masing2 leader dari kumpulan ini harus bisa menahan diri dan berpikir panjang . Sesuai dgn SOP saat ini, penanganan massa terlebih dahulu dilakukan oleh Polri. Setelah Polri “kewalahan” maka TNI dilibatkan utk memberikan perkuatan . Disinilah saat kritisnya... . Menurut hemat kami bagi saudara2 di TNI yg akan BKO ke Polri kudu musti wajib harus memiliki : 1. Surat Perintah utk melaksanakan BKO dari Komandan atasan (dlm genggaman tangan pada saat mobilisasi) 2. Menerima Perintah operarasi/PO dari Komandan Kepolisian yg akan menjelaskan tugas anda pada sub pasal 3 (yakinkan tugas anda sudah terperinci, jelas serta anda memegang hard copy dari PO tersebut) 3. Bila ada sub pasal tugas lain yg belum tercantum dlm dokumen PO, yakinkan agar PO yg anda terima sudah direvisi dan mencantumkan tugas terakhir yg diberikan 4. Yakinkan Perintah operasi yg anda terima tdk beririsan dgn undang2 lainya yg dpt mengakibatkan anda dituntut dipengadilan 5. Bekali tim anda dgn dokumentasi foto/video 6. Yang terakhir, ketika anda melaksanakan tugas demi NKRI, ingatlah bahwa NKRI ini adalah rakyat Indonesia dan seisinya. Mereka juga “bergerak” demi NKRI bukan utk nasi bungkus . Disatu sisi aparat bertugas utk keamanan dan ketertiban republik ini, dilain sisi massa ingin menyampaikan aspirasi demi baiknya republik ini . Stop korban jiwa sia2... 1 nyawa itu tdk dapat dinilai dgn apapun juga
A post shared by sulaiman hardiman (@sulaiman_hardiman) on Sep 26, 2019 at 11:15am PDT
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Inilah Wajah Pemenang Lomba Mirip Nicholas Saputra, Kantongi Rp500 Ribu, Mata dan Hidung Plek Ketiplek?