Padahal keadaan Josana sudah sangat mengkhawatirkan.
"Saya mulai berdarah dan merasa sangat sakit. Suami saya membawa saya ke rumah sakit di mana para dokter memberi tahu kami bahwa ada bekuan darah di plasenta saya."
Mau tak mau dokter harus mengugurkan bayi di dalam kandungan Josana untuk menyelamatkan nyawa sang ibu.
"Para dokter kemudian menyerahkan bayi kami yang meninggal, yang kami kremasi di Mavoor," ujar Josana.
Insiden tersebut terungkap saat Josana dan suaminya mulai melakukan protes di depan kantor polisi Kodancherry pada hari Rabu, menuntut penangkapan terdakwa.
(BACA : Baik Hati, Petugas Polisi Berikan Bekal Makan Malamnya Kepada Seorang Tunawisma yang Kelaparan)
Tujuh anggota parpol itu termasuk seorang pemimpin lokal, telah ditangkap polisi.
Para pemimpin partai politik itu terkesan cuci tangan dari insiden tersebut.
Mereka mengatakan bahwa itu sebuah perselisihan pribadi yang tak ada hubungannya dengan partai.(*)
Berjuang Halalin Pacar di Jepang dan Sudah Dilamar, Pria Wonogiri Berujung Ditinggal Nikah: Tak Kusangka
Penulis | : | Linda Fitria |
Editor | : | Linda Fitria |