Setelah menunggu beberapa saat, Slamet pun akhirnya memberangkatkan kereta sesuai instruksi.
Beberapa saat perjalanan, tak ada hal yang perlu dikhawatirkan karena tidak ada sinyal apapun yang Slamet terima.
Baca Juga: Istrinya Simpan Panah dan Busur di Brebes, Pria Penusuk Wiranto Justru Simpan Pistol di Kontrakannya
Namun alangkah terkejutnya ia ketika dari arah berlawanan, tampak KA 220 dari stasiun Kebayoran.
Padahal Slamet sudah mengantongi PTP (Pemberitahuan Tentang Persilangan) yang seharusnya situasi sudah aman.
Tanpa pikir panjang, Slamet langsung menarik rem bahaya, namun usahanya sia-sia karena jarak kedua kereta sudah terlalu dekat.
"Saya terus narik rem bahaya, ternyata gagal, tidak bisa berhenti, tetep terjadi tabrakan," papar Slamet.
Akibat tabrakan itu, Slamet terpental di dalam lokomotif dan mukanya terkena remukan kaca.
Dalam keadaan setengah sadar, Slamet pun berusaha menyelamatkan dirinya.
"Kaki saya ngesot-ngesot tidak bisa jalan, akhirnya saya merambat melalui jendela," tutur Slamet.
Ia kemudian menjatuhkan diri ke tanah.
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |