"Mereka juga melakukan lebih banyak pekerjaan yang bersifat emosional," kata profesor Emily Grundy, direktur the Institute for Social and Economic Research dari University of Essex.
Selain harus menghabiskan lebih banyak waktu dan uang untuk menjaga penampilan di depan suami, seorang istri juga harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga, ditambah lagi menyelesaikan pertengkaran atau perdebatan.
Dengan semua alasan itu, tak heran jika wanita yang disurvei itu mengaku menikmati waktu untuk diri sendiri dan mememilih untuk memiliki sahabat yang ada saat dibutuhkan.
"Perempuan cenderung lebih baik dalam memiliki jaringan sosial dan juga pertemanannya lebih luas, sedangkan laki-laki cenderung sangat bergantung pada istri mereka dan ikatan sosialnya lebih sedikit," kata Grundy menjelaskan.
(BACA: Ternyata Begini loh Makna di Balik Kalimat Putus 'Kamu Terlalu Baik Buat Aku')
Grundy menjelaskan, beberapa hasil penelitian juga menyebut wanita lajang justru lebih sering terlibat aktivtias sosial dan lebih banyak teman dibandingkan dengan wanita yang memiliki pasangan.
"Sedangkan dengan pria justru sebaliknya. Pria tanpa pasangan cenderung lebih sedikit interaksi sosial. Jadi, mungkin wanita memiliki pilihan yang lebih luas," paparnya.
Sayangnya, stigma tentang wanita lajang juga masih menjadi tantangan bagi para wanita lajang.
Julukan perawan tua dan dianggap kurang lengkap hidupnya sering diterima para jomblo.
Hanya sedikit masyarakat yang menyadari bahwa banyak wanita lajang tidak memikirkan pasangan karena mereka bahagia dengan kemandiriannya. (Ariska Puspita Anggraini/Kompas.com)
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan Judul "Ketika Melajang, Wanita Lebih Bahagia Dibanding Pria"
Tersipu Malu, Nadzira Shafa Ungkap Kisah Bertemu Pria Mirip Ameer Azzikra di Uzbekistan
Penulis | : | Fahrisa Surya |
Editor | : | Fahrisa Surya |