Grid.ID - Ada beberapa fakta daun kratom yang diusulkan BNN masuk daftar narkotika dan membahayakan masyarakat.
Tak hanya karena termasuk jenis narkotika menurut BNN, faktar daun kratom salah satunya adalah pernah sebabkan ratusan orang meninggal dunia.
Bahkan, seorang bayi terlahir jadi pecandu menjadi fakta daun kratom yang sempat menggegerkan publik, sehingga BKN mengusulkan agar masuk daftar narkotika.
Baca Juga: Diduga Gelapkan Dana Hingga Rp1,9 Miliar, Medina Zein Laporkan Irwansyah ke Polisi
Seperti yang diketahui daun kratom tengah hangat diperbincangkan publik belakangan ini.
Daun asal Kalimantan dengan nama lain daun purik ini jadi primadona lantaran mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Namun, keberadaannya kemudian menjadi kontroversi lantaran disebut sebagai salah satu jenis narkotika.
Daun kratom disebut mengandung zat psikotropika dan termasuk jenis narkotika.
Tak ayal BNN mengusulkan agar daun kratom masuk pada daftar narkotika.
Dilansir dari laman Kompas.com, Badan Narkotika Nasional (BNN) sedang memroses kratom menjadi obat-obatan Golongan I.
Baca Juga: 125 Orang Meninggal Dunia Usai Konsumsi Teh Kratom yang Dianggap Bisa Turunkan Berat Badan
"Kita sudah ajukan untuk dimasukan ke dalam appendix undang-undang 35 tahun 2009," ungkap juru bicara BNN Sulistyo Pudjo.
Pemerintah sendiri sedang gencar memberantas penggunaan narkotika yang sudah dianggap dalam kondisi darurat dengan 3,2% dari seluruh populasi penduduk terindikasi sebagai pengguna narkotika, menurut data BNN.
"Kita tidak mengharapkan loss generation," tegas Sulistyo.
Baca Juga: Telah Digunakan Berabad Silam, Kratom Tanaman Asal Kalimantan ini Jadi Obat Herbal Ajaib
Lantas apa saja fakta daun kratom yang disebut pernah sebabkan ratusan orang meninggal hingga sebabkan seorang bayi terlahir jadi pecandu?
Dilansir dari berbagai sumber berikut fakta-fakta tentang daun kratom.
1. Menjadi komoditas menjanjikan di Kalimantan
Dilansir Grid.ID dari laman Kompas.com, sekitar 300.000 petani di Kalimantan menggantungkan hidupnya dari tanaman tersebut.
Pasalnya, dengan membudidayakan pohon kratom bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 600.000,- sehari.
Hal ini seperti yang diungkapkan Mario, salah satu petani kratom di Kalimantan/
"Agak enak kratom lah cara kerjanya dibanding karet. Walaupun musim hujan bisa menghasilkan uang, kalau karet mana bisa menghasilkan uang," ungkap Mario.
Dalam sehari dia dan dua temannya bisa memetik 200 kilogram daun kratom yang jika kering akan susut menjadi sepersepuluhnya.
Baca Juga: Bukan di Indonesia, BNN Ungkap Lokasi Video Viral Rendang Isi Narkoba
"Lumayan lah dapat 600.000 sehari. Tapi belum langsung jadi uang. Tapi paling tidak sudah kita petik, empat hari di rumah terus kita jemur sebentar sekitar lima menit baru kita kemas," jelasnya.
2. Disebut Bisa Jadi Obat Penghilang Rasa Sakit dan Perangsang
Dilansir dari laman Dailymail, tanaman yang diklaim dari Kalimantan ini sempat dielu-elukan jadi obat mujarab.
Daun dari tanaman ini sudah digunakan oleh orang-orang Asia Tenggara dan Papua Nugini selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan perangsang.
Baca Juga: Ditanya BNN Perihal Caranya Lolos dari Hukuman Mati, Gembong Narkoba M Adam: Ya Diurus..
3. Kontroversi Kratom di Amerika Serikat
Tak hanya Indonesia dan Malaysia yang melarang konsumsi krotom.
Nyatanya Amerika Serikat juga melarang importir daun krotom karena dikaitkan dengan peristiwa kematian ratusan orang beberapa waktu lalu.
Benar saja, dilansir Grid.ID dari laman Kompas.com, berdasarkan data dari American Kratom Association, sebanyak lima juta orang Amerika Serikat menggunakan kratom dan jumlahnya terus bertambah.
Pasalnya, banyak orang yang menggunakannya untuk terapi ketergantungan opium.
Menurut keterangan Departeman Kesehatan (Health&Human Services) AS, opium merupakan isu pelik di negara AS lantaran membuat lebih dari 130 orang mati karena overdosis tahun 2017 lalu.
Pada tahun 2016 badan hukum narkoba (Drug Enforcement Administration) AS mengumumkan untuk memasukkan kratom ke Golongan I narkotika dan tak mengizinkan kratom digunakan dalam medis.
Namun keputusan tersebut menuai protes dari para senator AS dan pengguna sehingga departemen tersebut menunda keputusannya.
Baca Juga: Hasil Assessmen BNNP, Aktor Jefri Nichol Mendapat Rehabilitasi Narkoba
4. Sebabkan Ratusan Orang Meninggal Dunia dan Bayi Terlahir Jadi Pecandu
Dilansir dari laman Health.com, sebanayk 91 orang AS dikabarkan meninggal dunia karena overdosis teh kratom.
Bahkan, di tahun 2017-2018 dikabarkan ada sekitar 152 orang meninggal dunia karena tumbuhan yang sama.
Tak Hanya itu, seorang ibu melahirkan putra yang memiliki gejala putus obat: gelisah, menjerit, dan membutuhkan suntikan morfin agar tetap hidup.
Bayi itu sangat haus akan obat, seperti orang sakau.
Meski seperti ada ketergantungan, dokter anak tidak menyalahkan heroin, fentanil, atau zat terlarang lainnya.
Melainkan, bayi itu dinyatakan tumbuh bergantung pada suplemen herbal kontroversial, yaitu daun kratom. (*)
5 Minyak Aromaterapi yang Cocok untuk Mandi, Aromanya Menenangkan dan Membantu Meredakan Stres Usai Beraktivitas
Source | : | Kompas.com,dailymail.co |
Penulis | : | Novita |
Editor | : | Novita |