Semakin masuk ke dalam pasar, pemandangan puluhan anjing, besar dan kecil, dengan mulut, leher, dan kaki terikat semakin banyak.
Sebagian anjing dimasukkan ke dalam karung bekas pupuk, tinggal kepalanya yang menyembul.
Mereka tergolek dan terikat, tetapi tetap meronta-ronta dan berupaya menggonggong.
Namun, suaranya lebih mirip erangan.
Pandangan mata mereka kerap bertabrakan dengan mata para calon pembeli yang melintas.
Nanar dan mengharap belas kasihan.
Tiga perempuan dengan rahang tegas duduk di antara anjing-anjing itu. Tak jauh dari mereka, ada timbangan duduk berkapasitas 100 kilogram.
Para pria yang terlihat di situ sibuk menimbang dan mengikat anjing-anjing yang terus menggonggong dan meronta.
Beberapa anjing terkulai lemas, matanya setengah tertutup.
Seekor anjing berwarna coklat terus berupaya menyalak meski mulutnya terikat tali plastik.
Saat kepalanya dielus, salakan yang lebih mirip erangan itu pun berhenti sejenak.
Bibi penjual memperhatikan dengan tatapan curiga.
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |