Ketika mendengar pernyataan sang ustaz, Darwati teringat pesan para leluhurnya.
Jika seorang anak diculik oleh wewe gombel, orang tuanya harus telanjang.
Darwati kemudian menuju kebun di samping rumahnya, lalu ia telanjang dan menungging.
"Aku kemutan mertuaku yang dahulu anake pernah digawa kalong wewe, kudu wuda (Aku teringat mertuaku yang dulu anaknya pernah dibawa kalong wewe, harus telanjang),"
"Akhire aku maring kebun, aku wuda, kutang tak copot, cawet tak plorotna (Akhirnya aku pergi ke kebun, aku telanjang, pakaian dalam aku copot),"
"Trus aku njipling atau nungging (terus aku menungging)," ungkap Darwati, dalam bahasa Tegal.
Betapa terkejutnya Darwati, langsung mendengar suara anaknya memanggil.
Tak berselang lama, Darwati melihat kemunculan Yuni di belakang pintu rumah, pada pukul 20.30 WIB.
Source | : | wikipedia,Tribun Jateng |
Penulis | : | Nopsi Marga |
Editor | : | Nopsi Marga |