Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Miris, begitulah keadaan di ruang kelas V SD Negeri Gedangklutuk di Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, Yogyakarta.
Bagaimana tidak, atap ruangan kelas itu terlihat melengkung hingga nyaris roboh sehingga harus disangga dengan beberapa bambu.
Eternitnya pun terlihat sudah banyak yang lepas dan jatuh berserakan di lantai.
Meski terlihat dari luar gentingnya masih dalam keadaan utuh, namun kondisi ini tentu akan membahayakan siswa-siswanya jika belajar di sana.
Oleh karena itu, pihak sekolah terpaksa mengungsikan para siswa kelas V ke gudang untuk sementara waktu.
"Ada satu kelas yang saya pindahkan ke ruang sebelah selatan, awalnya itu digunakan untuk menaruh alat olahraga atau bisa disebut gudang," kata Kepala SDN Gedangklutuk, Jaman, seperti yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com pada Kamis (07/11/2019).
Kondisi yang sudah dialami SDN Gedangklutuk selama sembilan bulan ini ditakutkan akan semakin buruk ketika musim penghujan datang.
Pasalnya seperti yang Grid.ID lansir dari Tribun Jogja, pada musim penghujan biasanya SDN Gedangklutuk akan mengalami banjir.
Baca Juga: Hati-Hati, 5 Penyakit Ini Paling Rentan Menyerang Vagina. Bisa Mengancam Masa Depan!
Oleh karena itu, pihak sekolah khawatir kalau musim penghujan tiba akan memperburuk kondisi ini yang mau tidak mau hanya ada satu opsi dengan memindahkan proses belajar ke Balai Dusun.
Sebenarnya, pihak sekolah sendiri sudah mengusulkan rehab melalui tata kelola sekolah (Takola) Kemendikud.
Namun responnya sangat lambat hingga akhirnya pada 2018 pihaknya langsung mengusulkannya ke Disdikpora.
"Dinas (Disdikpora) sudah menyanggupi (renovasi) tahun 2020," ucap pihak sekolah.
"Sudah dilaporkan juga kondisinya beberapa hari yang lalu sampai ada dari dinas pendidikan yang mensurvey tapi untuk kelanjutannya saya tidak tahu,"
Lebih lanjut, Jaman pun menceritakan kondisi ruangan kelas sekolah yang telah dia kelola sejak menjabat sebagai kepala sekolah itu memang mengenaskan.
Ruangan-ruangan yang berbentuk persegi panjang ini sangat rawan rubuh ketika atap dari ruangan lain juga rubuh.
"Ruangan ini berbentuk persegi panjang jadi kalau satu rubuh atap yang lain akan berdampak juga," terang Jaman.
Ia juga menambahkan kalau lamanya bangunan sekolah itu membuat kayu yang digunakan menyangga atap lauk dan keropos dimakan usia.
"Ini atapnya satu rangkaian tetapi yang paling parah memang yang berada di kelas V, semoga kerusakan segera diperbaiki mengingat sebentar lagi musim hujan takutnya saat hujan akan rubuh risiko untuk anak-anak," sambungnya
Sementara itu, akil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengaku, sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan olahraga (Disdikpora) untuk segera melakukan perbaikan sekolah sebelum musim penghujan. "Kalau menunggu 2020 akan kelamaan," kata dia, saat dihubungi melalui pesan singkat.
(*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Nurul Nareswari |