1. Kerusakan neurologis
Kerusakan neurologis bisa disebabkan karena infeksi, cedera sebelum atau sesudah kelahiran anak ataupun kelainan pada perkembangan janin di dalam kandungan.
Kondisi ini mencakup pada kejanggalan-kejanggalan lain yang ditemukan di dalam otak saat melakukan MRI.
( BACA : Bosan Makan Camilan Itu-itu Saja? Yuk Bikin Cheese Onion Rings)
2. Kelainan neurodevelopmental kompleks
Apraksia dapat terjadi sebagai karakteristik sekunder dari kondisi lain di dalam tubuh seseorang.
Seperti kelainan genetik, metabolik atau mitokondria.
Apraksia dapat terjadi dalam beberapa bentuk.
Seperti kelainan berbicara pada autisme ataupun gejala kejang-kejang pada epilepsi.
( BACA : Ternyata Pemilihan Warna Pintu Rumah Cerminkan Pribadi Pemiliknya, Cocok Nggak nih Sama Kamu?)
3. Idiopathic Speech Disorder (kelainan yang tidak diketahui)
Dalam kondisi seperti ini, kita tidak bisa memprediksi apapun.
Mengapa anak tersebut bisa sampai memiliki Apraksia.
Biasanya hal ini terjadi pada anak-anak yang tidak memiliki kelainan neurologis yang dapat diamati.
( BACA : Konser Slank In Love, Slank Mempersambahkan Lagu Khusus Untuk Para Pengguna Narkoba)
Selain itu juga tidak ditemukan perkembangan gejala-gejala yang mudah diamati. (*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Penulis | : | Irma Joanita |
Editor | : | Irma Joanita |