"Saya sempat menenangkan Akbar (korban), yang berteriak-teriak setelah mendapat materi," ungkap Agustinus, salah seorang saksi, yang juga Ketua Satuan Menwa Taman Siswa.
"Ia teriak meluapkan emosinya, dalam posisi terbaring," lanjutnya.
Sebelum dibawa ke rumah sakit, korban terlihat kesakitan memegangi kemaluannya.
Baca Juga: Kronologi Meninggalnya Praja IPDN Saat Diksar, Subuh Masih Telepon Orang Tua, Sampai Bilang Teman
"Waktu itu ia seperti kesakitan, dan memegang kemaluannya terus menerus,"
"Akhirnya kami bawa ke Rumah Sakit," ungkap saksi lain yang berjenis kelamin perempuan, seperti yang Grid.ID kutip dari laman Tribun Palembang.
Faseta (26), ibu korban bahkan histeris melihat rekonstruksi pembunuhan anaknya.
Selama rekonstruksi berlangsung, tatapan Faseta kosong.
Source | : | Kompas.com,tribun palembang |
Penulis | : | Nopsi Marga |
Editor | : | Nopsi Marga |