"Pas dievakusi kakinya ketinggalan di rantai. Terus kakinya dibawa dimasukin ke ember," ucap salah seorang warga, Ruspianti (45).
Tak cuma kondisi korban saat meninggal yang mengenaskan, kisah ZKA semasa hidup pun sungguh menyayat hati.
ZKA yang termasuk anak berkebutuhan khusus itu harus menghabiskan hidupnya dengan kaki terpasung rantai.
Anak dari pasangan Suhin dan Wagiani itu dirantai lantaran dianggap terlalu hiperaktif.
Jika dibiarkan bermain di luar sendirian, ZKA bisa membahayakan nyawanya sendiri dengan berlari ke tengah jalan raya.
Anak dari dua bersaudara itu juga suka mengacak-acak toko kelontong hingga minimarket jika dilepas.
Oleh karena itu, beberapa tetangga ada yang menganggap maklum tindakan pemasungan tersebut.
Source | : | Kompas.com,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Agil Hari Santoso |
Editor | : | Agil Hari Santoso |