Laporan Wartawan Grid.ID, Afif Khoirul Muttaqin
Grid.ID - Beberapa waktu lalu sebuah kabar tersiar mengenai pembunuhan seekor Harimau Sumatera.
Kabarnya harimau tersebut masuk ke pemukiman dan menyerang penduduk lokal.
Peristiwa mengenaskan ini terjadi di desa Hatupangan, Sumatera Utara.
Beberapa kabar menyebutkan, kemunculan harimau tersebut meresahkan hingga beberapa mitos muncul.
(BACA: Heboh Harimau Sumatera Dibunuh dan Digantung, Petugas Sempat Dapat Intimidasi dari Warga )
Di antaranya menyebutkan jika Harimau tersebut adalah binatang jadi-jadian, hingga warga putuskan untuk memburu dan membunuhnya.
Namun, pasca kematian Harimau tersebut cukup disayangkan, pasalnya beberapa media internasional menyoroti peristiwa ini sebagai pembunuhan hewan langka.
Menurut Kompas.com, sebelum warga mengadili binatang malang tersebut, pihak BKSDA sebenarnya sudah melarang untuk membunuhnya.
Namun, warga yang ngotot jika binatang ini meresahkan akibatnya mereka nekat membunuhnya lalu membedah isi perutnya.
Setelah itu hewan malang ini dipajang dan dijadikan tontonan oleh masyarakat, sungguh miris jika melihat pemandangan ini.
Menurut laporan yang dilansir Grid.ID dari Dailymail, menyoroti peristiwa ini.
Dalam atrikelnya yang diunggah pada Selasa, (6/3/2018), peristiwa ini cukup disayangkan.
Mengingat bebeberapa konflik antara manusia dan hewan-hewan semakin marak di Asia Tenggara.
Hal ini berakibat pada habitat dan ekosistem hewan tersebut mulai diusik oleh manusia.
Menyebabkan kucing besar ini menuju permukiman warga, dan isu mengenai mitos, hewan ini memang dianggap sakral di beberapa tempat di Indonesia seperti Jawa dan Sumatera.
(BACA: Keluarga Punya Hewan Peliharaan 7 Harimau, Tak Satupun Pernah Melukai)
Konon di beberapa tempat di Jambi kepercayaan ini disebut Cindaku, di mana mausia yang memiliki kesaktian mengubah dirinya menjadi Harimau pada malam hari.
Selain itu kepercayaan Minangkabau juga beranggapan jika harimau yang suka memangsa hewan ternak dan mengganggu warga, konon ada yang menyuruhnya.
Binatang ini bagi masyarakat Minang disebut dengan Inyiak Balang, namun belum sepenuhnya terbukti kebenarannya.
Pasalnya binatang jadi-jadian tersebut belum pernah bisa tertangkap.
Terlepas dari argumentasi tentang binatang jadi-jadian, Harimau Sumatera dianggap sangat terancam oleh kelompok perlindungan Persatuan Konservasi Alam Internasional, dengan jumlah hanya tersisa 400 sampai 500 ekor di alam bebas. (*)
Penulis | : | Violina Angeline |
Editor | : | Violina Angeline |