Bak firasat, Presiden Soeharto seolah mampu meramalkan kaum muda Indonesia di masa depan bakal lebih menyukai produk asing lantaran dibanderol dengan harga yang lebih murah.
“Kalau daripada para pemuda nanti kesengsem daripada produk yang murah yang baik tapi hasil di luar negeri hancur daripada bangsa ini.”
“Apa? Produknya nggak ada yang membeli. Kalau nggak ada yang membeli pabriknya tutup lantas semua tidak bisa bekerja, tidak bisa makan,” sambungnya kemudian.
Tak ayal, Presiden Soeharto mengharap pihak perguruan tinggi untuk mempersiapkan diri sebelum menghadapi persaingan globalisasi.
“Ini merupakan salah satu yang perlu kita siapkan, jadi daripada semua pendidikan, lebih-lebih semua perguruan tinggi harus mampu mempersiapkan. Bukan kita curang, tidak. Tapi kita menyelamatkan negara.”
“Kita sekarang harus meningkatkan daya saing kita yang tinggi. Dan pasti kita dapet. Kita yakin!”
“Tapi andaikan tidak, senjatanya mulai sekarang adalah nasionalisme. Mencintai Tanah Air, mencintai produk dalam negeri harus mulai sekarang,” tandasnya.
Seperti diketahui, Indonesia bakal menghadapi pasar bebas di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) tahun depan.
Mengutip Kompas.com (26/08/2014), Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan memberlakukan perdagangan bebas untuk sektor perbankan akan dimulai pada tahun 2020 mendatang. (*)
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |