Memang sudah jalannya takdir, owner De Zion alami kesulitan dana dan ingin menjual tokonya (1968).
Perihal itu diketahui oleh Hari Darmawan dan jadilah De Zion jadi miliknya.
De Zion yang artinya Matahari, diubah namanya jadi Toko Matahari.
Dari Toko Matahari ini, Hari Darmawan berstrategi memajang semua produk selengkap mungkin.
Calon konsumen juga disuguhkan barang yang berkualitas dan dengan harga murah.
Strategi itu sangat jitu mendatangkan pembeli dan pelanggan tetap dan kemudian Toko Matahari ini yang jadi pelopor Departemen Store di Indonesia.
(BACA : Tim SAR Berhasil Temukan Jenazah Pengusaha Matahari Group, Hari Darmawan di Sungai Ciliwung)
Delapan tahun kemudian, cabang bernama Sinar Matahari didirikan dengan barang dagangan beraneka ragam produk dari pakaian, alat elektronik, perhiasan, sepatu, kosmetik peralatan tulis hingga obat-obatan.
Di era 1990-an, Matahari Departemen Store jadi toko serba ada yang nyaris tanpa pesaing.
Ditambah dengan maraknya pembangunan mal, membuat sayap Matahari Departemen Store mengepak lebih lebar.
Terobosan yang membuat Matahari departemen Store makin berjaya adalah dengan dibukanya area bermain Timezone.
Sehingga konsumen yang datang nggak hanya belanja, tapi juga juga bisa bermain.
Pada 1996, Hari Darmawan menjual sebagian besar sahamnya di Matahari Departemen Store ke Lippo Group (James Riady).
Sukses dengan Matahari Departemen Store, Hari Darmawan kemudian memilih tinggal di kawasan cisarua Bogor, Jawa Barat dan membangun Taman Wisata Matahari yang mampu
menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekitar.(*)
Rukun Pernikahan Ternyata Tak Terpenuhi, Rizky Febian dan Mahalini Tak Tahu Menahu karena Terima Beres