"Cucunya disuruh juga meludahi neneknya supaya segera pergi, kadang-kadang pakaiannya juga dikencingi," terang Candy.
Nenek Sumarsih pun beberapa kali keluar masuk rumahnya tapi selalu saja berakhir dengan pengusiran.
"Pakaian-pakaiannya juga dibuang-buangi, ibunya (re: Nenek Sumarsih) pergi terus kembali lagi ke situ, pakaiannya dibuang lagi, balik lagi dibuang lagi," ungkap Candy lebih lanjut.
Baca Juga: Penyebab Ledakan Monas Diragukan Pengamat Intelijen: Granat Asap kan Hanya Buat Pengalihan Saja!
Bahkan untuk makan, Nenek Sumarsih harus menunggu uluran dari tetangga.
Itu pun harus sembunyi-sembunyi karena jika anaknya lihat, maka ia akan marah ke Nenek Sumarsih.
"Penjual HIK, warung sate kere sampai kasihan sama ibu itu, kemudian sembunyi-sembunyi memberi makan, saat ketahuan anak dan menantunya dimarahi," pungkas Candy.
Dibawa ke Griya PMI Peduli, Mojosongo, Solo
Karena merasa iba, Candy pun kemudian mengambil tindakan dengan membantu membawa Nenek Sumarsih ke Griya Palang Merah Indonesia (PMI) Peduli, Mojosongo, Solo.
Keputusan tersebut tercetus setelah perbincangan di Wedangan Dodo, Nusukan, Solo pukul 08.00 WIB.
Source | : | Instagram,Tribun Solo |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |