Namun pada 7 April 2019, dokter menemukan bahwa pemuda tersebut menderita ischaemic stroke.
Ben akhirnya meninggal dunia usai 8 hari dirawat di rumah sakit.
Hal ini disebabkan karena saat ia menoleh terlalu cepat, pembuluh arterinya sobek dan mengirim gumpalan darah ke otaknya.
Tidak ada yang menyangka bahwa Ben akan menderita penyakit serius ini, karena Ben tampak sehat dan ceria.
Bahkan tutornya pun mengatakan bahwa Ben adalah siswa yang sehat dan fit, serta tidak suka merokok dan mabuk-mabukan.
Vicki sebagai ibu pun melihat anaknya adalah seorang yang hangat dan ceria pada siapapun, ia juga seorang yang berhati besar.
"Ia orang yang berkarakter, sedikit ceroboh tapi ia memiliki hati yang besar dan suka menolong," kenang Vicki.
Para dokter yang menangani Ben pun merasa kasus ini sangat unik.
Dr. Shiva Koteeswaran, dokter yang melakukan CT scan pada Ben tidak pernah berhadapan dengan kasus seperti ini selama 12 tahun bekerja.
Dr. Christopher Douglass, seorang neurologis dari Rumah Sakit Salford Royal mengatakan bahwa kasus stroke akibat penggumpalan darah umum ditemukan pada orang muda.
Coroner Chris Morris mengatakan, "Ben adalah sosok anak, cucu, saudara, dan keponakan yang sangat dicintai. Ia juga adalah anak muda yang baik dan ramah."
(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | Metro.co.uk |
Penulis | : | Maria Novika Diah Siswari |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |