Uap yang keluar dari makanan yang masih hangat membawa partikel-partikel aroma lebih banyak daripada makanan dingin.
Unsur aroma punya peranan yang penting dalam memengaruhi rasa makanan.
Itulah kenapa makanan hangat terasa lebih nikmat ketika disantap.
Selain itu, makanan panas juga mengandung kalori yang lebih tinggi daripada makanan dingin.
Otak kita diprogram untuk lebih tertarik pada makanan yang berkalori tinggi.
Sebagai contoh, antara pizza dengan mentimun mentah, mana yang lebih menggoda selera?
(BACA: Menderita Kolesterol? 5 Makanan Ini Bisa Bantu Turunkan Kolesterol dengan Cepat loh!)
Karena otak sudah memberi sinyal lapar, dan makanan hangat mengandung banyak kalori, kita jadi makin tergoda.
Apalagi jika makanan tersebut mengandung banyak lemak.
Makanan panas atau hangat juga punya keunggulan lebih dibandingkan dengan makanan dingin.
Makanan panas lebih mudah dicerna dan zat-zat yang terkandung dalam makanan tersebut lebih mudah diserap oleh tubuh.
Hmmm, jadi lapar ya? (*)
Lika-liku Hidup Reza Artamevia yang Kini Dituding Bisnis Berlian Palsu, Dulu Diorbitkan Ahmad Dhani dan Pernah 2 Kali Masuk Bui
Penulis | : | Violina Angeline |
Editor | : | Violina Angeline |