Berbanding terbalik dengan Eropa misalnya.
Di Eropa pada medio 1.600-an makanan pedas dipandang sebagai sesuatu yang tak beradab, seperti yang ditulis Maanvi Singh dalam bukunya The Salt.
Sehingga dampaknya, masyarakat disana cukup asing dengan rasa pedas hingga hari ini.
Sensasi Tersendiri
Di masa sekarang, kita punya banyak alasan untuk menyantap hidangan pedas.
Mulai dari adrenalin yang terpacu atau hanya karena didasari sebuah keinginan.
Selain itu, reaksi fisiologis terhadap makanan pedas juga disebabkan aktifnya sensor temperatur dalam mulut.
Tubuh kemudian akan bereaksi seolah-olah terbakar.
Anda akan berkeringat, memerah, bahkan mungkin muntah akibat makanan pedas.
Sensasi ini memicu pengalaman intens yang dianggap bagian dari daya tarik makanan pedas. (*)
(Artikel ini disusun ulang dengan sangat cermat dari laporan Kompas.com)
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |