Mira hanya dibayar Rp 150 ribu untuk layanan seks pertamanya itu.
Bayaran yang sama dengan tiga jam menemani klien bernyanyi.
Mira mengeluh, merasa bayaran itu tidak sebanding.
Namun kerja seks berikutnya lebih mudah bagi Mira.
Dan ia sudah bisa lebih pasti, sekali transaksi ia dibayar Rp 700 ribu hingga Rp 800 ribu.
Dari uang itu, Mira bisa membantu membayar hutang bapaknya, cicilan motor, dan biaya sekolah kakak serta adik.
Sebagian lagi, dipakai membiayai kebutuhan hidupnya.
Mengaku pada orangtua sebagai buruh pabrik
Untuk menyamarkan pekerjaannya, Mira pindah dari rumah keluarganya, dan tinggal di kos.
Kepada orangtuanya, Mira mengaku bekerja sebagai buruh pabrik di Subang.
Mira sempat menggantungkan harapannya pada seorang laki-laki yang membuatnya berhenti dari pekerjaan "kotornya" itu.
Laki-laki yang mau membantu keuangan keluarganya.
Tapi, beberapa kali, Mira mengalami kekerasan verbal dan fisik oleh sang pacar, yang kemudian dia tinggalkan.
"Harusnya menikah tahun ini, tapi 'kan udahan. Soalnya, baru tahu, makin ke sini, dia makin kasar. Gimana kalau rumah tangga," katanya.
Kini, Mira sedang menata kembali hidupnya.
Beruntung, ia mendapatkan pekerjaan sebagai office girl di sebuah instansi pemerintahan.
Gajinya tentu saja lebih kecil, tapi Mira mengaku senang.
Ia juga giat mengikuti kursus tata rias sebagai jalan untuk meraih cita-citanya sebagai makeup artist.
Satu yang jadi harapan dia saat ini, membantu sang mama.
"Pikiran saya sekarang cuma pengen bantuin mama doang, soalnya mama yang terus kerja, enggak pernah ngeluh. Mama kerja apa juga tetap mau, asalkan itu baik buat keluarga," ungkap Mira. Air matanya berlinang. (*)
(Artikel ini disarikan dari laporan investigasi BBC Indonesia)
Posesif! El Rumi Jaga Syifa Hadju dari Fajar Sad Boy yang Incar Pegang Tangan, Gercep Abis
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |