Grid.ID - Parlemen Tiongkok resmi menghapus masa jabatan presiden yang sebelumnya hanya terbatas pada 2 periode.
Sebanyak 2.958 suara sepakat mengamandemen konstitutsi pada Minggu (11/3/2018) seperti dikutip Grid.ID dari AFP.
Kongres Nasional Rakyat tiongkok secara tidak langsung membuka lebar jalan bagi Xi Jinping menjadi presiden Tiongkok tanpa batas waktu.
(Baca juga: Sering Dibully Temannya, Anak SD Bunuh Diri, Ada Pesan Miris yang Ia Tinggalkan)
Industrialisasi dan perekonomian Tiongkok memang tergolong berkembang pesat.
Beragam produk elektronik maupun inovasi digital tumbuh subur di negeri tirai bambu.
Baru-baru ini, Sputnik mengabarkan muncul ide gila dari Tiongkok untuk mengidentifikasi rakyatnya menggunakan sebuah perangkat lunak pengenal wajah.
Alat canggih ini tertanam dalam sebuah kacamata yang rencananya akan dipakai polisi untuk memindai wajah orang-orang.
Yang tidak kalah menakjubkan, proses pemindaian hanya membutuhkan waktu 3 detik.
Penggunan alat pemindai wajah ini baru diuji coba di pos pemeriksaan jalan raya di luar Beijing pada hari Sabtu (10/3/2018).
(Baca juga: Menteri Kesehatan Zimbabwe Keluhkan Alat Kontrasepsi Buatan Tiongkok Terlalu Kecil untuk Penduduknya)
Kacamata ini mirip alat pemindai yang pernah dipakai Son Goku atau Vegeta di serial kartun Dragon Ball.
Beberapa hal yang dapat dilakukan meliputi memindai wajah, mengidentifaksi individu dengan data yang sudah tercatat, maupun merinci informasi personal kepada polisi seperti nomor identitas pribadi secara real time.
Misal kamu orang Tiongkok yang punya catatan hitam sebagai berandalan atau residivis, tanda merah dan peringatan akan muncul di depan mata si pemakai kacamata.
Baca juga: Unggah Video Bakar Uang Kertas, Dua Petugas di Tiongkok Dikecam Publik)
Terkait alat canggih yang ngeri-ngeri sedap ini, David Bandruski dari China Media Project melempar kelakar bernada satir.
"(Tiongkok) pernah merasakan kegelisahan atas kemajuan teknologi komunikasi dan internet," ungkapnya seperti dikutip Grid.ID dari Sputnik.
Namun "Sekarang, mereka menganggap diri mereka sendiri sebagai alat kontrol sosial dan politik yang sangat diperlukan."
(Baca juga: Wisatawan di Tiongkok Berbondong-bondong Goyangkan 'Pohon Uang' Demi Dapat Angpao, Ternyata Segini Isinya!)
Kacamata futuristik ini dibuat oleh LLVision yang memamerkan produknya dalam konfrensi teknologi di Beijing pada tahun 2017.
Kini Pemerintah Tiongkok dan mitra swastanya telah mengembangkan sebuah database bagi sebuah katalog maha besar dan mengumpulkan wajah rakyat Tiongkok sekitar 1,3 miliar setidaknya sejak tahun 2016.
(Baca juga: Wuih Canggih, Di Tiongkok Kini Ada Kacamata Hitam Pendeteksi Wajah Pelaku Kriminal)
Proyek ambisius ini telah memantik keresahan dan kekhawatiran bagaimana Pemerintah Tiongkok bakal lebih mudah menghakimi warga negaranya sendiri.
Clare Garvie, pejuang priavasi asal Inggris menegaskan, "Kesalahan-kesalahan identifikasi tidak dapat dihindari."
Kembali dikutip dari Sputnik, pernyataan hampir serupa juga disuarakan oleh seorang pengamat Tiongkok.
"Di antara 1,3 miliar manusia, beberapa orang yang sama sekali bukan keluarga memiliki wajah sama, yang bahkan orang tua mereka sendiri tidak dapat membedakan."
Yang paling ingin ditekankan, model macam ini membuka peluang salah tuduh terkait kejahatan yang sama sekali tidak pernah mereka lakukan.(*)
(Baca juga: Gak Tanggung-tanggung Maling Ini Nekat Curi Motor Kawasaki Ninja, Aksinya Terekam CCTV, Lihat Videonya)
Ciptakan Kacamata Penangkal CCTV, Seorang Kreator Bercerita Mengapa Penting Melindungi Privasi Tiap Orang
Ada sekitar 245 juta kamera pengintai yang beroperasi di seluruh dunia.
Bisa bayangkan hidup macam apa yang akan kamu jalani di masa depan?
London adalah kota nomor 1 yang paling banyak memasang mata mekanik.
Sementara orang-orang di Chicago adalah kota yang paling sering dimata-matai di Amerika Serikat (AS).
Kamu tidak perlu bingung seperti apa wujud kamera yang dimaksud.
(Baca juga: Awal Mula Terminator Hidup di Dunia Nyata, Arab Saudi Malah Beri Robot Humanoid Kewarganegaraan )
Sebab, diam-diam mata mekanis ini hidup tentram dan akan terus bertambah di lingkunganmu.
Sekolah, kantor, stasiun, pusat perbelanjaan, bahkan di tempat paling privat, rumahmu, sudah dijejali dengan apa yang akrab disebut CCTV.
Tentu CCTV cukup membantu dalam hidupan manusia.
Kamu dapat mengetahui apa saja yang tersaji dalam sebuah insiden atau ketika berusaha mengidentifikasi pihak-pihak tertentu.
Yang dimaksud di atas adalah wajah baik CCTV.
Namun, pernahkah kamu bayangkan narasi terburuk yang dapat ditimbulkan oleh mata yang sama sekali tidak pernah berkedip?
Gagasan paling liar, jengkal demi jengkal gambaran tentang wajah hingga bola mata yang menempel di tubuhmu dapat direkam dan kemudian disimpan.
Keterangan tentang dirimu entah nanti akan berlabuh ke pangkal tangan siapa dan akan dipakai untuk apa masih menjadi misteri.
Terdengar cukup menarik?
(Baca juga: Sistem Pada Otak Robot Makin Otonom, Benarkah Manusia Akan Jadi Rongsokan di Masa Depan?)
Dikutip wartawan Grid.ID dari Sputnik, persebaran CCTV di Chicago menarik perhatian desainer kreatif Scott Urban.
Ide yang muncul dari kepalanya cukup liar: mengembangkan kacamata yang dapat mencegah wajah tertangkap kamera.
"Ketika menyadari direkam beragam kamera CCTV ratusan kali, setiap hari saat keluar dari rumah, saya mulai merenung apa yang sedang terjadi."
"Saya merasa ini tidak pantas, namun pada saat yang sama tidak ada yang bisa saya lakukan."
(Baca juga: Produksi Robot Pembunuh Tak Dapat Dihentikan, Inikah Akhir dari Peradaban Manusia?)
Follow along for updates and to find out when Reflectacles launch. #reflectacles #reflective #sunglasses #eyewear pic.twitter.com/4xojyh9wh5
— Reflectacles (@Reflectacles) May 16, 2016
"Lalu saya menemukan sebuah ide konyol."
"Bagaimana bila membuat kacamata yang akan melindungi saya dari bermacam kamera saat keluar dari pintu rumah?"
Urban sedikitnya butuh 2 tahun untuk mewujudkan ide konyolnya bernama Reflectacles Ghost.
Dengan karyanya, dia ingin bilang kepada pihak yang memasang sejumlah CCTV: "Beri kami pilihan untuk menjadi anonim."
Bagi Urban dan kebanyakan orang, CCTV justru mengancam priviasi tiap individu.
Ujung sepatu hingga pucuk helai rambut mampu dilihat oleh kamera di mana pun dan kapan pun.
Bila sekat-sekat hidup yang kamu jalani hanya berupa kaca transparan, bukankah kondisi semacam ini justru melahirkan mimpi buruk?
Kreasi Urban adalah kacamata reflektif yang bekerja dengan cara memantulkan cahaya langsung kembali ke sumbernya.
(Baca juga: Instagram dan Telegram Resmi Diblokir di Iran, Ternyata Ini Sebabnya)
Semakin dekat dengan asal cahaya, maka pantulan yang dihasilkan menjadi lebih terang.
Urban kemudian mempertegas apa yang dia tuju.
"Saya tidak menentang penggunaan CCTV pada saat ini hingga di hari yang akan datang."
"Satu-satunya hal yang dapat dilakukan adalah bereaksi terhadap teknologi tersebut."
(Baca juga: Pendiri Telegram, Pavel Durov, Sebut Mata Uang Ini Bisa Hancurkan Hegemoni AS dalam Sistem Keuangan Global)
"Sampai peraturan yang menyatakan bahwa wajah seseorang harus selalu dilihat setiap saat di setiap ruang publik akhirnya dibuat, benda yang saya ciptakan memberi pilihan untuk tetap anonim."
Baginya, teknologi pengintai dan pengenalan wajah akan selalu dipakai.
"Sesuatu sederhana seperti Reflectacles Ghost dapat menghilangkan kemampuan sebagian besar CCTV yang terpasang."
"Pengintaian (bisa berbentuk sebuah CCTV) pada dasarnya merupakan perpanjangan rumit dari industri militer."
Uang yang dianggarkan oleh pemerintah, yang jelas-jelas pungutan pajak dari masyarakat, justru akan, "Dibayarkan kepada teman bisnis sendiri."
Urban menyebut fenomena yang kini tengah berkembang sebagai penciptaan ketakutan.
Tidak Ada yang Dapat Bersembunyi
Sang pencetus Reflectacle Ghost percaya privasi masyarakat telah diekspoitasi oleh, "Mereka yang menciptakan alat pengawasan atau yang bergantung pada penggunaaannya untuk kelangsungan kepentingan mereka."
"Saya ingin melihat upaya pembuat Undang-Undang (UU) untuk menciptakan peraturan tentang pembahasan ini sebagaimana orang-orang dapat memiliki privasinya, sebagimana harusnya hak asasi manusia diamalkan di semua lini."
Sebenarnya, seberapa penting privasi bagi hidup peradaban manusia?
Urban memberi contoh cukup menarik.
(Baca juga: Mengakomodasi Permintaan Pemerintah Iran, Telegram Kena Semprot Edward Snowden)
"Biarkan saya melihat kamu buang air besar."
"Saya akan berdiri tepat di samping, mengamati tiap gerakan yang muncul, mencatat saat kamu mencoba untuk ngeden, sampai barang itu keluar."
"Mungkin tercium bau busuk."
"Tapi dari hal ini kamu bisa memberitahu saya apa itu privasi!"(*)
Berjuang Halalin Pacar di Jepang dan Sudah Dilamar, Pria Wonogiri Berujung Ditinggal Nikah: Tak Kusangka
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |