Laporan Wartawan Grid.ID, Septiyanti Dwi Cahyani
Grid.ID - Di era millennials ini, semakin banyak berkembang jenis-jenis pola asuh orangtua.
Salah satunya adalah Helicopter Parenting.
Mungkin bagi sebagian orang istilah ini masih terdengar asing.
(BACA: Aurel dan Ashanty Pamer Tubuh Langsing, Busana yang Dipakainya Justru Jadi Sorotan Netizen! )
Apalagi bagi mereka yang baru saja menjadi pasangan suami istri.
Nah, pembahasan ini sangat cocok untuk kalian yang sedang mencari tahu tentang jenis-jenis pola asuh orangtua.
Helicopter Parenting ini merupakan jenis pengasuhan dimana orangtua cenderung terlalu mengambil peranan yang banyak dalam kehidupan anak-anak.
Baik itu tentang kehidupannya di rumah, sekolah bahkan sampai pada pergaulan anak-anak.
(BACA: 5 Inspirasi Feminin Fashion Style ala Taylor Swift )
Orangtua dengan pola asuh ini akan selalu membayangi setiap hal yang dilakukan anak-anak.
Itulah sebabnya pola asuh ini disebut dengan helicopter parenting.
Di mana anak-anak merasa orangtua mereka selalu melayang di atas kepalanya seperti helikopter.
Jadi, apa yang menyebabkan orangtua menerapkan pola asuh helikopter?
(BACA: Mimisan, Berbahaya Nggak sih? Ternyata Begini Penjelasannya )
Helicopter parenting ini dapat berkembang karena beberapa alasan.
Melansir dari laman Parents, Grid.ID telah merangkum beberapa alasan mengapa orangtua memilih menggunakan pola asuh helikopter ini untuk anak-anaknya.
Apa aja alasannya? Langsung simak di sini ya.
1. Takut dengan konsekuensi yang mengerikan
Terkadang orangtua selalu dihinggapi rasa takut yang berlebihan.
Seperti takut jika anaknya berada di kelas yang rendah, sulit beradaptasi dengan suatu kelompok atau takut anak-anaknya tidak bisa mendapatkan pekerjaan tertentu.
Mungkin ketakutan ini adalah hal yang wajar dan umum dirasakan para orangtua.
Ketakutan-ketakutan semacam ini membuat mereka memiliki keinginan untuk selalu mengambil peran dalam kehidupan anak-anak.
Keterlibatan itu merupakan upaya yang dilakukan orangtua untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada anak-anak.
(BACA: Ternyata Ini loh Alasan Garam Bisa Jadi Penyebab Tekanan Darah Tinggi )
2. Perasaan cemas
Kekhawatiran tentang ekonomi dan dunia pada umumnya mendorong para orangtua untuk lebih mengendalikan kehidupan anak mereka.
Hal ini dilakukan sebagai upaya orangtua untuk melindungi anak-anaknya.
(BACA: Bikin Ngakak! Kelakuan Ayu Dewi Bikin Orang Ini Tak Berkutik )
3. Tekanan dari orangtua lain
Apa yang dilakukan orang lain terhadap anaknya bisa memicu orangtua untuk melakukan hal yang serupa.
Hal ini akan menjadi tekanan tersendiri agar mereka bisa melakukan hal terbaik untuk anak-anaknya.
Ketika orang lain bisa, maka dia juga harus bisa melakukan hal yang sama atau bahkan lebih baik.(*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Penulis | : | Justina Nur Landhiani |
Editor | : | Justina Nur Landhiani |