Ibunya, Tracy, mengatakan bahwa putranya kemudian mulai melakukan pemeriksaan setiap 3 bulan sekali di sana.
Namun kenyataannya kondisi kesehatan Ross justru menurun.
Ia mengeluhkan sakit yang ia rasakan di tangan, pangkal paha, dan beberapa bagian tubuhnya.
Baca Juga: Bangganya Rayi RAN Gabung dengan Def Jam Indonesia, Mau Go Internasional Nih?
Pada 20 November 2016, Ross kembali mengeluhkan sakit pada tubuhnya dan bagian punggungnya, serta rasa lelah yang ia rasakan.
Namun, keluarganya mengira itu dikarenakan pramugara tersebut kelelahan akibat pekerjaannya.
Hingga pada suatu hari, tunangan dari Ross menemukan pemuda tersebut tergeletak tak sadarkan diri dan membawanya ke rumah sakit.
"Ross meneleponku dan memintaku untuk datang karena paramedis tidak memberikan hasilnya padanya. Aku tau ada yang tidak beres di sana karena Ross sangat ketakutan," ungkap Tracy.
Hasil tes menunjukan bahwa Ross Saxton-Davies menderita melanoma stadium 4, kanker kulit paling mematikan dan kanker tersebut sudah menyebar ke bagian perut dan hatinya.
Ross akhirnya tinggal bersama ibunya saat dokter memvonis dia hanya punya waktu 5 minggu untuk bertahan hidup.
Baca Juga: Film Temen Kondangan, Bikin Samuel Rizal Ingat Pengalaman Memalukan Ini
Tapi Ross mampu melawan penyakitnya hingga 25 Januari 2017, ia meninggal saat dilarikan ke rumah sakit saat ia menderita kesusahan bernapas.
"Aku tidak menyalahkan siapapun atas meninggalnya putraku," ucap sang ibu.
Kemudian ibunya mengumpulkan sumbangan untuk Melanoma UK, juga untuk menyediakan alat pendeteksi tahi lalat untuk Rumah Sakit Colchester demi membantu mendeteksi kanker kulit lebih awal.
(*)
Viral Peserta Indonesian Idol Punya Suara Unik Mirip Optimus Prime, Anang Hermansyah Langsung Ramal Begini
Source | : | dailymail.co.uk |
Penulis | : | Maria Novika Diah Siswari |
Editor | : | Okki Margaretha |