Tak hanya nama yang disesuaikan, tetapi juga modifikasi rasa, agar sesuai dengan selera orang Jepang.
"Kita lakukan ingredients matching, pengen tahu ingredients-nya ada nggak di pasar tujuan kita."
"Sebenernya bahan-bahan soto ada semua di Jepang, daun-daunnya, kecapnya, kunyitnya, ada semua. Tapi ada yang kita ganti sedikit untuk menyesuaikan sama lidah di sana."
"Jadi kita modifikasi rasa tanpa menghilangkan esensinya, biar sesuai dengan lidah orang Jepang," ungkap Holy Sie.
Herjunot Ali menambahkan, hal tersebut membuat selain orang Jepang, yakni orang Indonesia pun bisa menikmati soto yang masih memiliki rasa khas Indonesia, bahkan dengan suguhan baru.
"Soto betawi yang agak ke-Jepangan dari sisi masyarakat Indonesia yang ke sana, mereka relate di soto betawinya."
"Dari orang Jepangnya lokalnya mereka ngerasa Miyamoto apa ini, karena penting sisi matching ingredients-nya diterima oleh orang lokal," ucap Herjunot Ali.
Baca Juga: Berhadap-hadapan, Denny Cagur Utarakan Kekesalannya saat Beddu Keluar dari Cagur: Terseok-seok
Dalam waktu dekat, CEO Codafood lainnya, Albert Christo, mengungkapkan sudah ada beberapa brand lokal lagi yang tengah disiapkan untuk go international.
"Ada beberapa sih yang ngantri setelah soto betawi yang sudah melewati tahap kita tadi kan food tasting, acceptance ingredients dan lainnya."
"Sehingga ini sudah fix kita bawa dan ada 3 brand lain sih yang nanti mungkin kita akan expose belakangan setelah itu deal, sudah ada yang antri," tutup CEO Codafood lainnya, Albert Christo.
Tonton video terkait di :
(*)
Berjuang Halalin Pacar di Jepang dan Sudah Dilamar, Pria Wonogiri Berujung Ditinggal Nikah: Tak Kusangka
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |