HIV menginfeksi tubuh dengan memasuki sel melalui reseptor protein yang disebut CD4 dan co-reseptor yang disebut CCR5.
Mutasi pada CCR5 membuat HIV tidak dapat memasuki sel dan menginfeksi tubuh.
Orang yang memiliki satu salinan gen mutasi ini memiliki tingkat kekebalan tubuh yang tinggi terhadap virus, dan jika terinfeksi, penyakit akan menyebar dengan lambat.
Sedangkan orang dengan dua salinan mutasi, menjadi kebal terhadap infeksi HIV.
Baca Juga: Inovasi Hijab Anti Air Buatannya Sukses Besar, Ria Ricis Ngaku Awalnya Sempat Dibully dan Diremehkan
Kebal penyakit ketinggian
Penyakit ketinggian terjadi ketika Anda tidak mendapatkan cukup oksigen dari udara di dataran tinggi.
Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai gejala yang tak menyenangkan, seperti sakit kepala, hilangnya nafsu makan, dan kesulitan tidur.
Namun, beberapa mutasi genetik ditemukan pada masyarakat yang telah turun temurun tinggal di dataran tinggi.
Mutasi tersebut membuat oksigen dalam darah dapat digunakan dengan sangat efisien, sehingga memungkinkan orang-orang tersebut hidup dan bekerja di ketinggian lebih dari 4.000 mdpl tanpa efek sakit apapun.
"Sindrom bau ikan"
Individu yang menderita kondisi “sindrom bau ikan” (Trimetilaminuria), tidak dapat mengurai senyawa trimetilamin.
Trimetilaminuria ditemukan dalam keringat, urin, nafas yang dihembuskan, dan sekresi tubuh lainnya.
Tanpa kemampuan mengurai, seseorang dengan kondisi ini akan berbau seperti ikan busuk, telur busuk, sampah, atau pesing.
Trimetilaminuria sendiri disebabkan oleh mutasi gen FMO3. (*)
Artikel ini telah tayang di National Geographic dengan judul 5 Mutasi Gen Teraneh yang Terjadi pada Manusia
Mendadak Catwalk, Fitri Tropica Bangga Berhasil Ajak sang Suami Tampil Jadi Model
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |