Tak berhenti sampai disitu, Sutarji pun sempat mencicipi bagaimana rasanya tidur dalam keranda 'wingit' yang telah membawa 43 mayat dalam 47 hari itu.
"Saya pernah tidur di keranda itu, kemudian dibawa ke kuburan saya orang-orang. Ternyata juga tidak bertemu hantu,” katanya.
Baca Juga: Anak Pertama Akan Ulang Tahun, Sandra Dewi Ajak Liburan ke Hongkong
Akhirnya setelah usahanya bertemu hantu selalu gagal, Sutarji memusiumkan benda-benda koleksinya itu dalam sebuah musium pribadi.
Di museum pribadi miliknya itu, Sutarji menyimpan belasan tali pocong dalam sebuah lemari khusus.
Tali pocong itu diambil Sutarji ketika membantu prosesi pemakaman di desanya.
“Setelah di dalam liang lahat, tali pocong kan harus dilepas. Kemudian saya bawa pulang. Jadi bukan makamnya saya gali dan saya curi talinya,” ucap Sutarji seperti yang dilansir dari Surya Malang.
Sutarji pun sampai hafal nama satu per satu pemilik tali pocong yang disimpannya.
“Ini tali pocongnya Pak Yai Bahroji. Beliau meninggal ditabrak truk. Itu helmnya Mas Handik. Dia meninggal ditabrak bus,” terang Sutarji sembari menunjukkan koleksinya satu per satu.
Namun di antara beragam koleksinya yang nyeleneh itu ada satu benda yang sekarang justru kerap didatangi warga untuk nyadran.
Yakni sebuah batu punden yang ada di Desa Aryo Jeding.
Nyesek, Abidzar Al Ghifari Sampai Lakukan Ini Demi 'Hadirkan' Mendiang Uje di Pernikahan sang Adik, Umi Pipik Auto Mewek
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Nurul Nareswari |