Terhentinya oksogen bisa juga karena kondisi ibu menderita penyakit tertentu seperti diabetes, jantung, dan hipertensi.
Atau bisa juga saat air ketuban habis, otomatis tali pusat terkompresi antara badan janin dengan sang ibu yang mengakibatkan janin "tercekik" karena suplai oksigen terhenti.
5. Kehamilan lewat waktu
Umumnya, kehamilan ditargetkan hingga usia 42 minggu.
Jika lebih dari itu, dianggap hamil lewat waktu.
Plasenta akan mengalami penuaan sehingga fungsinya berkurang, yang dikhawatirkan janin akan kekurangan asupan nutrisi dan oksigen.
Selain itu, cairan ketuban akan menjadi kental dan hijau, yang jika terisap janin dan masuk ke paru-parunya dapat menimbulkan keracunan, infeksi, hingga meninggal dunia.
(Istri Pertama Opick Minta Untuk Tak Bicarakan Hal Negatif Soal Istri Kedua Suaminya)
6. Golongan darah janin tidak cocok dengan ibu
Inilah penyebab janin meninggal dalam kandungan yang juga bisa terjadi.
Darah ibu tidak cocok dengan janin, seperti pada golongan darah A, B, O.
Janin bisa saja memiliki golongan darah A atau B, sementara ibunya bergolongan darah O, sisa juga sebaliknya.
Ketidakcocokan ini membuat nutrisi dan oksigen sulit masuk ke dalam janin.
Sementara darah ibu akan membuat zat antibodi yang menyebabkan pertumbuhan janin terhenti.
7. Kecelakaan saat hamil
Ibu hamil yang mengalami kecelakaan sehingga terjadi benturan di perut bisa berakibat plasentanya terlepas.
Meski hanya terlepas sebagian, tetap dapat terjadi perdarahan sehingga asupan nutrisi dan oksigen ke dalam tubuh janin terhenti. (*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan