Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Kecelakaan bus Sriwijaya yang terjadi pada Selasa (24/12/2019) dini hari menyisakan duka yang mendalam, terlebih bagi Dwi Fitri Rahmani.
Pasalnya, kecelakaan itu menewaskan sang ayah, Warsono (62), sesaat sebelum sempat menjadi wali di acara akad nikahnya yang akan dilangsungkan pada 29 Desember 2019 esok.
Alhasil, meski masih dirundung duka, ia dan keluarga sepakat memajukan hari akad menjadi Rabu (25/12/2019) pagi di kediamannya di Kelurahan Mariana, Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan.
"Awalnya akad nikah direncanakan pada 29 Desember 2019. Namun, karena kondisinya berkabung jadi kedua keluarga sepakat memajukan waktu akad hari ini (Rabu)," kata besan Warsono, Kasim, seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Bersama sang mempelai pria, Rahmad Kasmantri, Fitri melangsungkan akad nikah di depan jenazah sang ayah.
Suasana akad kali itu berlangsung haru dan tangis Fitri pun tak bisa terbendung lagi.
Baca Juga: Kisah Pilu Anak Korban Laka Bus Sriwijaya, Harus Kehilangan Ibunda dan Adik Bungsunya
Keluarga besar Almarhum, kerabat, serta tamu undangan pun terlihat sesekali mengusap air mata.
Namun Fitri masih berusaha tabah hingga prosesi akad selesai yang langsung disambung dengan prosesi pemakaman jenazah Warsono di TPU Desa Perajen.
Tak ada sedikit pun kata-kata yang dilontarkan Fitri, begitu pula dengan sang pengantin pria.
"Nanti pak, kami sedang ada musibah," ungkap sanak keluarga, seperti yang dikutip dari Sripoku.com.
Selain Warsono, kecelakaan bus Sriwijaya tersebut juga merenggut nyawa keponakan Fitri, M Akbar (13).
Hal itu dijelaskan oleh orang tua mempelai pria saat ditemui di rumah duka.
"Jadi almarhum ini pergi ke kota Bengkulu ini hendak menjemput sang cucunya (M Akbar-red), untuk menyaksikan pernikahan tante ini (Fitri)," ungkapnya.
Di tempat yang sama, Kades setempat, Anhar, membenarkan kalau ada 5 orang warganya yang menjadi korban kecelakaan maut ini.
"Benar ada 5 orang warga kita yang meninggal dunia dalam kecelakan bus di Pagar Alam, dan hari ini direncanakan akan dikebumikan di pemakamam desa Perajen Kecamatan Banyuasin," ungkapnya.
Kelima korban yang dimaksud Anhar adalah Warsono (62), M Akbar (13), Selvi Nurpel (16), Aulu Azmi (15), dan Amelia (13).
Prosesi pemakaman pun akan dilangsungkan secara kolektif di satu tempat yang sama sesuai dengan kesepakatan keluarga.
"Semuanya korban masih ada kaitan keluarga dan semuanya sekolah di pesantren di Bengkulu," tutupnya.
(*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | Kompas.com,Sripoku.com |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |