Komentar Jouhar Munavvir itu terekam, dibagikan ribuan kali, dan viral di media sosial.
Hanya beberapa hari setelahnya, jalanan Kozhikode, Kerala dibanjiri para pengunjuk rasa -- yang didominasi wanita - - mengecam komentar Prof Munavvir.
Jengah dengan Grup yang Berisik, Gini Cara Keluar dari Grup Whatsapp Tanpa Ketahuan
"Komentar itu melecehkan setiap perempuan. Di Kerala, komentar seperti itu tidak bisa ditolerir," jelas Nikhil P, dari Federasi Kaum Muda Demokrasi India, dikutip Grid.ID dari BBC Hindi.
Di tempat yang lain, Aarathi S.A, salah seorang wanita yang menggelar aksi berswafoto dengan dada telanjang yang ditutupi semangka mengungkapkan:
"Tudingan berlebihan dan bernada seksis pada tubuh wanita itu jadi alasan saya menyebar foto setengah telanjang di media sosial."
"Kami dituntut selalu tertutup, dan pria bisa berkomentar sekenanya jika ada sedikit bagian tubuh kami yang terbuka" ungkapnya dikutip Grid.ID dari BBC Hindi.
Banyak yang mendukung aksi Arathi namun tidak sedikit pula yang mencapnya sebagai 'pelacur' terkait aksi protes berbentuk swafoto setengah telanjang itu.
Arathi tak sendirian, seperti dirinya, banyak wanita lain yang turut melayangkan aksi protes dengan swafoto setengah telanjang, salah satunya Rehana Fathima.
"Ini tubuh saya, hak saya. Profesor itu memperlakukan perempuan seperti sebuah benda" kecam Rehanna. (*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |