Berikut adalah salah satu puisi karya Wiji Thukul sebagai bentuk perlawanannya pada pemerintahan Orde Baru.
"Penyair
—19 januari 1988
jika tak ada mesin ketik
aku akan menulis dengan tangan
jika tak ada tinta hitam
aku akan menulis dengan arang
jika tak ada kertas
aku akan menulis pada dinding
jika aku menulis dilarang
aku akan menulis dengan
tetes darah!"
3. Puisi berjudul Berjumpa Lagi karya Buya Hamka
( BACA JUGA: Adipati Dolken Bantah Hubungannya dengan Vanesha Prescilla Hanya Sebatas Gimik! )
Buya Hamka merupakan salah satu tokoh sejarah di Indonesia.
Ia menjadi seorang ulama sekaligus sastrawan dan melewatkan waktunya sebagai penulis, wartawan dan tenaga pengajar.
Dalam masa sejarah, Buya Hamka merupakan salah satu ulama Indonesia yang cukup berpengaruh.
Seperti yang dikutip Grid.ID dari Wikipedia, pada tahun 1929, Buya Hamka yang saat itu menjabat sebagai Ketua Muhammadiyah Padangpanjang pernah menghadiri Kongres Muhammadiyah di Solo.
( BACA JUGA: Wulan Guritno Tampil Cantik Natural dengan Gaya Ombre Lips, Tampilannya Bak Usia 20-an! )
Salah satu karyanya yang terkenal adalah novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijk yang juga pernah dibuat menjadi film.
Selain menulis novel, Buya Hamka ternyata juga pernah menuliskan sebuah puisi romantis yang berjudul Berjumpa Lagi.
Dan inilah cuplikan satu bait puisi berjudul Berjumpa Lagi karya Buya Hamka.
"Berjumpa Pula
Oh kau kiranya, bertemu pula
Setelah 15 tahun kita berpisah
Janganlah gugup.
Sudahkah sembuh luka hatimu?
Di aku sudah! Tapi payah aku melipur jejaknya
Parutnya masih berkesan di dadaku".
( BACA JUGA: Nonton di Bioskop Sendirian, Baim Wong Banjir Ledekan dari Netizen )
(*)
Lika-liku Hidup Reza Artamevia yang Kini Dituding Bisnis Berlian Palsu, Dulu Diorbitkan Ahmad Dhani dan Pernah 2 Kali Masuk Bui
Source | : | wikipedia,Twitter Sejarah Indonesia |
Penulis | : | Nindya Galuh Aprillia |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |