Hal itu bukan seperti hidup yang biasa dia alami karena Naila memang dibesarkan di New York.
Pengalaman buruk yang dialami Naila terjadi setelah sepuluh hari setelah pernikahan.
Saat itu dirinya mencoba melarikan diri untuk pergi ke kedutaan AS di Islamabad.
Usahanya itu gagal dan dia dipukul suaminya tanpa ampun.
"Dia memukul saya di depan seluruh keluarga saya, saudara perempuannya, adik perempuan saya, ibu saya," kata Naila.
Lima bulan pernikahannya berlangsung, orang tua Naila kembali ke Amerika.
Setelah itu, Naila meminjam telpon pamannya dan menghubungi pekerja kasus perlindungan anak Amerika.
Dari situ ibu Naila ditangkap oleh pihak berwenang.
Akhirnya Naila dapat bebas dari jeratan pernikahannya yang keji.
Saat datang di Amerika, dirinya disambut dengan pekerja sosial dan perlindungan anak.
Sekarang Naila sudah tumbuh besar dan berusia 28 tahun.
Dia menentang pernikahan anak dan mendirikan bada amal.
Tapi tentu dia masih menderita secara emosional dan berbagai masalah fisik atas kekerasan yang terjadi di pernikahan mudanya. (*)
Penulis | : | Arif B Setyanto |
Editor | : | Arif B Setyanto |