"Dibandingkan dengan kembar siam lainnya, operasi pemisahan Janeeta-Janetra kesulitannya sangat tinggi," kata Ketua Pusat Pelayanan Kembar Siam RSUD Soetomo, Surabaya, dr Agus Harianto, Sp.A (K).
Ia menjelaskan, bagian tubuh kedua bayi yang dempet itu cukup luas, sehingga sangat berisiko terkena infeksi akibat luka terbuka yang cukup lebar.
Selain itu, bayi tersebut memiliki dua jantung yang saling menempel antara satu dan yang lainnya.
7. Salma - Sofia
Bayi kembar siam Salma - Sofia dilahirkan di rumah sakit RSUD Dr Soetomo Surabaya, Senin (8/1/2018).
Bayi kembar siam dempet perut ini dilahirkan setelah berkonsultasi di Fetomaternal RSUD dr Soetomo sehingga kelahirannya memang dipersiapkan khusus, apalagi bayi ini tergolong kembar siam yang survival.
Kedua bayi terlahir dengan berat keduanya 4.950 gram secara prematur yaitu sekitar 37 dan 38 minggu.
Kondisi bayi ini termasuk kembar siam dempet perut (omphalopagus) dengan bagian Omphalokel tipis yang mudah pecah.
Salma dan Sofia, menjalani operasi darurat pemisahan, Rabu (31/1/2018).
Operasi yang dimulai pukul 11.20 WIB kemudian berhasil dipisahkan pada 12.24 WIB dan operasi selesai total pada pukul 15.20 WIB.
Sayangnya, Bayi Sofia dilaporkan meninggal pada Kamis (1/2/2018) sekitar pukul 08.43 WIB.
Bayi Sofia dilaporkan meninggal dunia karenakan gagal fungsi multiorgan, kelainan bawaan kembar siam yang kompleks.
(Kisah Pilu Kembar Siam Pertama di Dunia, Meninggal Dunia dan Menikah Bersama-sama)
Anak pasangan Tularji dan Hartini dari Tanjung Pinang, terlahir kembar siam dempet di kepala secara vertikal (kraniopagus).
Pada usia 2 bulan 21 hari, kembar siam itu menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Operasi pada 21 Oktober 1987 itu jadi tonggak sejarah bidang kedokteran di Indonesia, khususnya bedah saraf.
Kini setelah 31 tahun berselang, Yuliana-Yuliani telah tumbuh dewasa.
Yuliani kini menjadi dokter dari Universitas Andalas (Unand), Padang, dan menjalani program internsip di Puskesmas Seberang Padang, Kota Padang, Sumatera Barat.
Sementara Yuliana sedang menempuh program doktor ilmu nutrisi dan teknologi di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Meski pernah menjalani operasi pemisahan kepala dengan risiko tinggi, Yuliana-Yuliani mampu bersaing dengan anak lain yang terlahir normal di bidang pendidikan.
Bahkan, capaian mereka terbilang luar biasa. (*)
Tabahnya Hati Ririe Fairus Usai Nissa Sabyan Jadi Ibu Tiri Anak-anaknya, Ngaku Ogah Ketemu Istri Baru Ayus Gegara ini
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |