Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Air bah yang datang dari Cileungsi dan Cikeas menerjang kawasan Villa Nusa Indah, Jatiasih, Bekasi, tanpa ampun.
Tak butuh waktu lama, air yang menggenang sudah naik yang semula 60 sentimeter pada jam 9 pagi sudah naik hingga seleher orang dewasa pada pukul 10 pagi.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu warga bernama Widyarsih (45).
"Sudah seleher, padahal baru sekitar satu jam," katanya seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Alhasil, ia dan warga lainnya pun harus naik ke lantai dua rumahnya masing-masing untuk menyelamatkan diri.
Setelah beberapa jam, aliran banjir yang menerjang sudah mulai mereda meski tidak secepet itu surut.
Beberapa warga, khususnya anak-anak dan lanjut usia, diungsikan terlebih dahulu sebelum hari gelap ke rumah penduduk sekitar.
Sementara itu, sisanya masih tetap harus bertahan selama kurang lebih 18 jam lantaran proses evakuasi terhenti ketika malam hari.
Salah satu warga yang harus bertahan di atap semalaman adalah Nursifa.
Warga Blok C Nusa Indah ini harus tidur dalam ketidakpastian hingga bantuan datang keesokan harinya.
Selama 18 jam menunggu itu, ia bersama warga lainnya bahkan tidak makan dan minum.
"Dari jam delapan saya enggak ada yang nolongin," kata dia.
Sesampainya di posko, dia menyantap mie instan yang diberikan oleh dapur umum yang dibentuk kepolisian setempat.
Nursifa mengaku, dia dan beberapa tetangganya bisa lepas dari banjir setelah air benar-benar surut mencapai 40 sentimeter.
Dia dan beberapa tetangganya memberanikan diri untuk melaju ke tempat tinggi pukul 01.00 dini hari.
"Kalau enggak surut, kami mungkin enggak keluar, ini sudah surut baru bisa keluar," kata dia.
Sementara itu, Warga di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Kelurahan Jatiarsa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, mulai membersihkan rumah pasca terendam banjir sejak malam tahun baru.
Sejumlah warga pun nampak masih kesulitan saat membersihkan sisa lumpur tebal yang menyelimuti rumah mereka.
Mereka juga terpaksa mengandalkan air seadanya karena pasokan air bersih yang masih belum tersedia hingga Jumat (03/01/2020) siang.
"Air bersih belum ada sama sekali, ini juga cuma mengandalkan air sisa aja dari galon," kata Desy (23), warga perumahan PGP Jatiasih, seperti yang dikutip dari Tribun Jakarta.
Banjir yang melanda kawasan PGD Jatiasih kali ini pun merupakan yang terparah di Bekasi karena ketinggiannya saja bisa mencapai tujuh meter.
Bencana ini mengakibatkan kondisi perumahan PGD jatiasih luluh lantah.
Bantuan kebersihan dari pemerintah setempat juga belum nampak terlihat.
Hanya ada bantuan dari sejumlah organiasi kemanusiaan dan organiasi Indonesia Off-Road Federation yang membantu membuka akses jalan setelah sebelumnya tertutup tumpukan mobil yang porak poranda.
(*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Nurul Nareswari |