Menurut Tri Yuswidjajanto, dosen teknik Mesin ITB yang juga menjadi tim peneliti Pertalite sebelum diluncurkan, sebenarnya spesifikasi RON 90 sudah ada sejak lama, dan harus memenuhi beberapa kriteria.
”Spek sudah jadi keputusan teknis, harus diikuti. Premium adalah bahan bakar yang tidak ada aditif. Sementara Pertalite ada aditif khusus, yang tentu tidak secanggih dan serumit pada Pertamax maupun Pertamax Plus,” kata Yus yang dikutip Grid.ID dari KompasOtomotif..
Bensin yang layak digunakan minimal memiliki syarat ”durable”.
Bensin tidak boleh menimbulkan gangguan macam apa pun dalam jangka waktu tertentu dan premium memenuhi syarat ini.
(Gokil! Manfaatkan 2 Bahan Ini, Pengoplos Pertalite dari Indramayu Rugikan Negara Ratusan Juta)
”Tagline ’Melaju Lebih Jauh’ bukan pepesan kosong. Kami sudah mencoba, dan memang bisa menghemat antara 10 persen hingga 16 persen dibandingkan premium. Memang akan lebih mahal saat bertransaksi, namun coba hitunglah jarak yang bisa ditempuh, baru bisa merasakan manfaat tekno ekonominya,” kata Yus. \
Ditambahkan Yus, dalam pengujian, didapati Pertalite juga lebih bersih.
Injektor tak cepat logging, katup tak lekas kotor, dan ruang bakar minim ngelitik.
”RON 90 seperti Pertalite tidak sekadar durable, tapi harus memenuhi kriteria ekonomis,” kata Yus.
Selain dari oktan, perbedaan lainnya adalah dari warna cairannya.
(Bingung Pilih Bahan Bakar Pertalite Atau Premium Untuk Kendaraan Tercinta Kamu? Ini Jawabannya!)
BBM jenis Premium memiliki warna kuning cerah.
Sedangkan Pertamax berwarna biru kehijauan dan Pertamax Plus berwarna merah.
Keduanya tidak menggunakan pewarna seperti premium sehingga pembakarannya lebih sempurna.
Pertalite berwarna hijau terang merupakan pencampuran dari bahan Premium dengan Pertamax. (*)
(8 Kisah Perjuangan Kembar Siam di Indonesia, Salah Satu Kembarannya Ada yang Meninggal Dunia)
Talitha Curtis Bongkar Kelakuan Ibu Angkat, Pernah Sodorin Dirinya ke Om-om di Usia 13 Tahun Demi Hal Ini