Kemoterapi pada dasarnya bekerja membunuh gen dari sel kanker ganas.
Baca Juga: Lebih Pilih Syahrini, Reino Barack Ungkap Kelebihan Luna Maya yang Membuatnya Nyaman 5 Tahun Pacaran
"Ketomerapi secara umum merusak dengan mengganggu, menghentikan, dan menghambat mekanisme pertumbuhan (kanker) itu," kata Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo, Sp PD-KHOM selaku Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dalam sebuah acara (23/8/2017).
Dalam kesempatan itu Aru mengatakan, pengobatan kanker tidak menjadi kesembuhan pasien 100 persen, terutama bagi mereka yang didiagnosis kanker stadium akhir.
Seperti Ria Irawan, banyak pasien yang mendapati kankernya kambuh kembali setelah beberapa tahun dinyatakan sembuh.
Menurut Aru, hal ini dipengaruhi oleh karakteristik kanker yang terdiri dari banyak sel.
Jika ada sel kanker yang masih awal dan lolos dari sasaran kemoterapi, sel itu bisa berkembang dan memunculkan kanker lagi beberapa tahun ke depan.
"Jadi, yang tadinya dari 1 miliar sel lalu terbunuh semua, kecuali satu, ia lama-lama jadi kanker lagi. Itu kelemahannya kalau kanker sudah terlanjur besar," ucap Prof Aru.
Oleh sebab itu, kanker dapat benar-benar disembuhkan ketika diketahui saat masih berada di stadium awal.
"Jadi, ketangkep semua. Kalau sudah besar lalu kemoterapi, sering kali tengahnya masih ada dan tidak kena," imbuhnya.
Prof Aru sendiri mengakui bahwa ada pasiennya yang terkena kanker kembali setelah delapan tahun dan penyakit tersebut sudah mencapai tulang.
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |