Grid.ID - Indonesia berduka setelah kehilangan sosok artis senior Ria Irawan yang meninggal karena penyakin kanker.
Senin (6/1/2020), Ria Irawan meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker yang sudah menyebar ke otak dan paru-parunya.
Ria Irawan meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.
Pada pertengahan September 2019 lalu, Ria mengunggah foto di Instagramnya sedang terbaring di ranjang sembari didampingi dua petugas medis.
"Morning Day 1,rawat inap lagi di RSCM gedung A, Karena kepala kembali terasa sakit,tanggan dan kaki bagian kanan menjadi susah digerakan dengan benar, berbicara juga kembali sedikit sulit,ini semua karena "masa" yg dibagian kiri depan kepala mendorong motorik fungsi luhur...tetap semangat semua," tulis Ria Irawan lewat akunnya @riairawan yang dibubuhi emoticon bunga dan senyuman.
Ria Irawan pernah menjalani perawatan di RSCM pada September 2019 karena menderita kanker kelenjar getah bening.
Baca Juga: Alasan Mi Instan Menjadi Makanan yang Bisa Bikin Kecanduan, Simak Cara Penanganannya!
Lima tahun sebelumnya, pada 2014, kanker kelenjar getah bening yang diidap Ria Irawan sempat dinyatakan sembuh.
Pada pengobatan sebelumnya, Ria rutin menjalani kemoterapi.
Lantas, kenapa kanker bisa kambuh kembali?
Seperti kita tahu, kemoterapi merupakan salah satu jenis pengobatan kanker.
Kemoterapi pada dasarnya bekerja membunuh gen dari sel kanker ganas.
Baca Juga: Lebih Pilih Syahrini, Reino Barack Ungkap Kelebihan Luna Maya yang Membuatnya Nyaman 5 Tahun Pacaran
"Ketomerapi secara umum merusak dengan mengganggu, menghentikan, dan menghambat mekanisme pertumbuhan (kanker) itu," kata Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo, Sp PD-KHOM selaku Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dalam sebuah acara (23/8/2017).
Dalam kesempatan itu Aru mengatakan, pengobatan kanker tidak menjadi kesembuhan pasien 100 persen, terutama bagi mereka yang didiagnosis kanker stadium akhir.
Seperti Ria Irawan, banyak pasien yang mendapati kankernya kambuh kembali setelah beberapa tahun dinyatakan sembuh.
Menurut Aru, hal ini dipengaruhi oleh karakteristik kanker yang terdiri dari banyak sel.
Jika ada sel kanker yang masih awal dan lolos dari sasaran kemoterapi, sel itu bisa berkembang dan memunculkan kanker lagi beberapa tahun ke depan.
"Jadi, yang tadinya dari 1 miliar sel lalu terbunuh semua, kecuali satu, ia lama-lama jadi kanker lagi. Itu kelemahannya kalau kanker sudah terlanjur besar," ucap Prof Aru.
Oleh sebab itu, kanker dapat benar-benar disembuhkan ketika diketahui saat masih berada di stadium awal.
"Jadi, ketangkep semua. Kalau sudah besar lalu kemoterapi, sering kali tengahnya masih ada dan tidak kena," imbuhnya.
Prof Aru sendiri mengakui bahwa ada pasiennya yang terkena kanker kembali setelah delapan tahun dan penyakit tersebut sudah mencapai tulang.
Yang harus dilakukan pasien kanker
"Itulah mengapa setelah selesai kemoterapi dan sudah jadi bagus sekalipun, pasien tidak boleh lupa dengan dokternya. Harus kontrol terus setiap enam bulan sampai setahun," katanya.
Jika kanker tidak kambuh dalam lima tahun, barulah Prof Aru bersama dokter bedah onkologi lainnya berani berkata bahwa kemungkinan kambuhnya kanker hanya 0,00000 sekian persen.
"Tidak mungkin nol karena dalam kedokteran tidak ada always (selalu) dan tidak ada never (tidak pernah)," ujarnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sempat Dinyatakan Sembuh 2014, Kenapa Kanker Ria Irawan Bisa Kambuh?"
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |