Probosutedjo juga mengatakan bahwa saat itu, Soeharto langsung begitu cepat menjawab.
Alasannya, Soeharto sudah lama menaruh hati pada gadis priayi itu.
Pada tahun 1947, Soeharto mulai berpacaran dengan Siti Hartinah.
"Saya melihat perubahan yang nyata pada diri mas Harto. Dia mulai sering mematut diri dan wajahnya keliatan berseri-seri. Dia sempat pergi beberapa kali ke solo menemui mbakyu Harto dan keluarganya yang sudah tinggal di sana. Mungkin untuk melakukan pendekatan," ujar Probosutedjo.
(Adik Pak Harto (Probosutedjo) Tutup Usia, Anak Keempat Akui 2 Penyebabnya)
Ia pun lalu melanjutkan kisahnya ketika Soeharto akan menikah.
"Mas Harto terbilang tenang menghadappi saat menjelang pernikahannya. Dia tetap pergi dinas seperti biasa dan tidak ada persiapan berarti. Santai sekali," ujar Probosutedjo.
Pernikahan Soeharto dan Siti Hartinah digelar pada tanggal 26 Desember 1947.
"Pagi-pagi sekali mas Harto dan pengantarnya menuju Solo. Hanya saudara sepupu Mas Harto, mas Soelardi, dan Pak Prawirowihardjo yang ikut ke Solo. Saya diminta menjaga rumah karena toh nanti mas Harto juga akan membuat acara selamatan di Yogyakarta," cerita Probosutedjo.
(Jadi Kekasih Aktor Tampan Hollywood, Tata Cahyani Mantan Istri Tommy Soeharto Banjir Pujian!)
Menurut Probosutedjo, keluarga Siti Hartinah di Solo benar-benar mempersiapkan hajatan dengan baik meski sederhana.
Menjelang senja, banyak tamu berdatangan dari keluarga, pejabat pemerintah, sahabat, hingga anak buah Soeharto.
Dari pernikahan Soeharto dan Siti Hartinah, terlahir 6 orang anak yang bernama Siti Hardijanti Rukmana (Tutut), Sigit Harjojudanto (Sigit), Bambang Trihatmodjo (Bambang), Siti Hediati Hariyadi (Titiek), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek). (*)
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |