"Tim telah selesai melakukan pemeriksaan molekuler terhadap empat sampel cacing pita asal Kabupaten Simalungun, termasuk draf artikel ilmiah," kata Umar.
Selanjutnya, artikel tersebut dikirim ke WHO guna melanjutkan penelitian atas penemuan endemi taeniasis di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Sembari menunggu dukungan dari WHO, tim FK UISU akan kembali turun ke lokasi yang sama.
(3 Merek Sarden Mengandung Cacing Versi BPOM)
Mereka akan turun ke lokasi tempat pertama kali ditemukan cacing pita di Kecamatan Silau Kahaean.
Sebelumnya, pada bulan Januari 2018, seekor cacing pita yang panjang ditemukan di Singapura.
Dilansir Grid.ID dari The Star, seekor cacing pita sepanjang 2,8 meter ditemukan di usus seorang pasien wanita di rumah sakit Singapura.
Saking panjangnya, bahkan Departemen Mikrobiologi Rumah Sakit Umum Singapura (SGH), harus melipat cacing tersebut sebanyak 18 kali agar bisa difoto. (*)
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |