"Kami bertanya kepada orang tua Yichen apakah dia bersedia menjadi pengantinnya, dan mereka setuju," katanya.
"Jika transplantasi berhasil. Setelah dia dewasa, dia bisa melihat ke belakang dan mengingat betapa kuatnya dia dulu," pungkasnya.
(BACA : 5 Mitos Tentang Pelembap yang Tidak Boleh Kamu Percaya Lagi)
Tianyi sudah sakit sekitar delapan bulan.
Dia dirawat di Rumah Sakit Beijing setelah orangtuanya membawanya ke berbagai rumah sakit di Henan, tetapi gagal menemukan solusi medis.
Wu, adalah seorang penjual buah.
Ia berhenti dari pekerjaannya untuk merawat anak laki-lakinya itu.
Dia dan istrinya yang merupakan seorang ibu rumah tangga, telah menghabiskan hampir 400.000 yuan (Rp 874 juta) untuk pengobatan Tianyi.
Mereka juga tinggal di sebuah apartemen sewaan di dekat rumah sakit.
Keduanya membayar 4.600 yuan (sekitar Rp 10 juta) sebulan.
Orang tua Tianyi mengatakan bahwa dokter berencana melakukan transplantasi pada bulan April.
(BACA : Cara Keluar Diam-Diam Dari Grup WhatsApp Tanpa Ketahuan Anggota Lain)
Mereka harus menyiapkan uang sekitar 600.000 yuan (sekitar Rp 1,3 miliar) untuk itu.
"Aku sudah berhenti dari pekerjaanku, jadi sekarang aku berusaha menghasilkan uang dengan menyiarkan hidup kita melalui aplikasi live streaming," ujar Wu.
Pernikahan Tianyi dan Yichen diselenggarakan dan didanai oleh Han Yuqi, seorang sukarelawan yang telah membantu kedua keluarga.
Han, seorang mahasiswi berusia 21 tahun, mengatakan ia menghabiskan sekitar 300 yuan (Rp 650 ribu) untuk membeli kostum kedua balita itu.
Tempat upacara pernikahan itu disewakan kepada mereka secara gratis oleh perusahaan media lokal.
Han mengatakan, "Semua yang hadir sangat tersentuh oleh acara pernikahan itu. Kami semua menangis".
"Saya dengan tulus berharap kedua anak itu dapat pulih dari cobaan mereka, dan saya berharap lebih banyak orang dapat memberikan bantuan kepada keluarga yang tidak beruntung seperti mereka," lanjutnya.(*)
Penulis | : | Linda Fitria |
Editor | : | Linda Fitria |