Untuk mempelajari efek dari pelacak tidur para peneliti melihat pada kasus di mana orang dewasa mencari pengobatan, karena masalah tidur yang didiagnosa sendiri.
(Berhenti di Panggung Indonesian Idol, Bianca Jodie Akan Kolaborasi dengan Arsy Widianto)
Hingga kini di Amerika Serikat diperkirakan kasus ini terjadi pada10 persen orang dewasa.
Dalam kasus pertama, laki-laki dewasa mencari bantuan medis untuk pengobatan karena merasa gusar, dan mengalami kesulitan kognitif.
Mereka juga mengalami kelelahan jika tidak mendapatkan tidur delapan jam, berdasarkan pantauan dari alat pelacak tidurnya.
Dan, dalam semua kasus, banyak yang melacak pola tidur mereka sendiri setiap malam, untuk kemudian merasa khawatir sepanjang hari.
Kendati demikian, belum ditemukan bukti konkret apakah orang yang mengalami gangguan tidur sebelum kasus orthosomnia juga mendiagnosa diri sendiri.
(Yovie Widianto Akan Gelar Konser Tunggal Tanpa Kemegahan Tata Panggung)
Menurut National Sleep Foundation, orang dewasa biasanya membutuhkan 7-9 jam tidur per malam, tergantung pada berbagai faktor dan bervariasi untuk setiap orang.
Tetapi, jika bangun dengan perasaan segar dan baik, kita biasanya memiliki tidur malam yang nyenyak —tak peduli apa yang 'dikatakan' alat pelacak tidur.
Dengan temuan ini, rasanya kita perlu secara bijak dan hati-hati menggunakan alat pelacak tidur, agar terhidar dari risiko mengalami kecemasan, atau terobsesi "berlebih" mendapat tidur nyenyak. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yuk, Pahami Gangguan Tidur "Baru" Bernama Orthosomnia"
Ikhlaskan Lolly yang Kabur dari Rumah Aman, Nikita Mirzani Nangis Beri Pesan Sedih Ini ke sang Putri: Jaga Diri Kamu
Penulis | : | Nailul Iffah |
Editor | : | Nailul Iffah |