Untuk mengikuti kirab yang dibuat oleh Keraton Agung Sejagat itu, Kasnan ternyata juga dikenakan biaya.
Kasnan mengaku harus merogoh kocek hingga 2 juta untuk membeli seragam dan topi yang akan dikenakan untuk kirab.
Baju berwarna hitam dengan kancing emas tersebut memiliki pangkat bertuliskan aksara Jawa di bagian pundak.
Baju tersebut juga disertai bordiran emas di bagian lengan bahu di sekitar kerah baju.
Untuk membeli dan mengenakan baju tersebut, Kasnan mengaku tak memberitahukan keluarganya.
"Istri belum tahu waktu itu. Saya dapat pakaian Kamis, saya pakai di sana (sebelum kirab). Kalau saya pakai sejak dari sini (Conegaran), bisa heboh kampung," ungkap Kasnan.
Kasnan yang setiap hari bekerja sebagai buruh tani itu juga tak paham makna dibalik tulisan aksara tersebut.
Ia hanya diminta untuk membawakan panji dan berjalan selangkah demi selangkah.
Awalnya Kasnan hanya diminta untuk berjalan 1 kilometer, namun ternyata jarak yang ditempuh adalah 3 kilometer.
"Saya jalan 3 kilometer sambil bawa bendera. Itu jauh sekali. Katanya 1 kilo saja, ternyata jauh. Kaki saya mudah sakit kalau jalan jauh. Waktu itu rasanya ingin lepas saja dari barisan. Habis jalan, saya langsung tidur di mobil," kata Kasnan.
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nurul Nareswari |