Lalu para siswa akan disuruh berkumpul dan memperhatikan barang-barang di atas meja tersebut selama kurang dari satu menit.
Selanjutnya mereka akan disuruh kembali ke tempat duduk dan mendeskripsikan semuanya yang mereka lihat di meja itu.
Para siswa tak boleh menyebut peluru jika ia melihat peluru ia harus mendeskripsikan sebagai : silinder silver berisi bubuk mesiu dan seterusnya.
Begitu pula dengan barang lainnya, setiap hari mereka disuruh melakukan observation training dan barang-barang yang dideskripsikan semakin banyak.
Metode ini diyakini dan telah terbukti untuk menajamkan insting intel para sniper karena tugas mereka tak jauh-jauh juga dari misi intelijen.
(BACA : Intip yuk Teaser Ponsel Baru dari OnePlus yang Diluncurkan Bulan Mei Nanti)
1. Stalking (Pengintaian)
Ini bukan stalking media sosial mantan lho ya!
Stalking dalam sekolah intelijen ialah cara bagaimana berkamuflase dengan vegetasi alam sekitar (menyaru) untuk mendekati objek sasarannya dengan sembunyi-sembunyi.
Termasuk bagaimana bergerak pelan-pelan, sabar dan metodis ketika mendekati sasarannya.
Bahkan di sini sniper bisa saja berbaring berhari-hari demi mengintai suatu objek atau untuk mencegah keberadaannya terdeteksi musuh.
Dalam latihan, pelatih akan berpura-pura sebagai target sasaran.
Siswa diharuskan mendekati pelatihnya dengan teknik-teknik kamuflase yang sudah diajarkan tanpa ketahuan.
Jika ketahuan akan gagal lulus dari sekolah sniper dan siswa harus mengulang lagi semuanya dari awal.(*)
Penulis | : | Linda Fitria |
Editor | : | Linda Fitria |